Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Untuk pertama kali dalam sejarah di Jepang, jaket (rompi) anti peluru diputuskan Jumat ini (4/3/2022) disumbangkan Jepang kepada Ukraina di tengah perang melawan Rusia.
"Hari ini, di Dewan Keamanan Nasional, kami telah memutuskan untuk membuat penyesuaian untuk menyediakan rompi antipeluru, helm, pakaian cuaca dingin, tirai asap, kamera, bahan sanitasi, makanan darurat, generator, dan lainnya ke Ukraina," ungkap Menteri Pertahanan Nobuo Kishi (62) hari Jumat (4/3/2022).
Menanggapi hal tersebut, Menteri Kishi mengakui baru saja segera menyediakan peralatan dan lainny aitu serta menginstruksikan persiapan untuk membangun sistem yang dapat mengangkut barang-barang itu dengan pesawat Pasukan Bela Diri (SDF) ke Ukraina.
Pengiriman baju (rompi) anti peluru dimungkinkan berdasarkan UU yang disetujui tahun 2015 saat PM Shinzo Abe yang memungkinkan produk terkait militer dipasok ke luar Jepang asalkan bukan senjata atau terkait persenjataan militer, bom dan semacamnya.
Dalam pembicaraan dengan Presiden Ukraina Zelensky malam ini (4/3/2022) PM Fumio Kishida juga sangat prihatin dengan bom Rusia yang ditujukan serta meledak di pembangkit nuklir Ukraina Jumat ini (4/3/2022).
"Tak bisa dimaafkan perbuatan Rusia, dan saya menyampaikan gagasan bahwa Jepang, yang telah mengalami kecelakaan di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Daiichi Fukushima, akan menyalahkan Rusia mengutuk keras tindakan tersebut," papar PM Kishida.
Rompi anti peluru di Jepang dijual bebas dengan harga sekitar 30-an ribu yen sebuah (perlindungan depan belakang).
Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.