Hal ini menyusul gambar konvoi angkatan laut Rusia yang menunjukkan setidaknya delapan kapal terlihat di lepas pantai.
Konvoi itu tampaknya mencakup sejumlah kapal pendarat besar kelas Ropucha seberat 4.080 ton dan kapal pendukung.
"Kherson sangat penting karena itu adalah kota yang mengontrol pasokan air ke Krimea," kata Michael Clarke dari Royal United Services Institute dalam briefing online.
"Kherson juga menjadi kota yang menjadi kunci untuk menyeberangi Sungai Dnieper."
"Pada titik tertentu, Rusia akan ingin berada di kedua sisi sungai untuk naik dan bergabung dengan front utara mereka. Kherson adalah keuntungan besar bagi Rusia."
"Mereka butuh beberapa saat tetapi mereka ada di sini sekarang," katanya.
Baca juga: UPDATE Perang Rusia Vs Ukraina: Pesawat Kiamat Putin Mulai Lepas Landas, Disebut Anti Ledakan Nuklir
Baca juga: Kebakaran Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia di Ukraina Padam, Kini Lokasinya Dikuasai Rusia
Gubernur regional Mykolaiv, Vitaliy Kim mengatakan, konvoi besar pasukan Rusia maju ke Kherson yang merupakan pelabuhan utama Laut Hitam dan pusat pembuatan kapal di barat.
Gubernur Kherson, Hennadiy Lahutamengakui orang Rusia ada di kota itu. Ia menambahkan, stafnya tidak melepaskan tugas.
Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan terlalu dini untuk mengatakan apakah pasukan Rusia berada dalam kendali penuh atas Kherson.
Wali Kota Kherson, Ihor Kolykhaiev mengatakan dalam sebuah posting Facebook pada Kamis pagi (3/3/2022), pasukan Rusia mengendalikan balai kota.
Penduduk juga harus mematuhi jam malam yang diberlakukan oleh apa yang disebutnya "pengunjung bersenjata".
Baca juga: Kontraktor di AS Rekrut Tentara Bayaran ke Ukraina, Gajinya Hingga Rp 28 Juta Per Hari
Laporan juga muncul dari Mariupol bahwa pasukan Rusia berusaha mencegah warga sipil mengungsi, menurut walikota, Vadym Boichenko.
Pertempuran sengit berlanjut di pinggiran Mariupol, dengan sebagian besar listrik dan layanan telepon terputus, dan rumah-rumah serta toko-toko menghadapi kekurangan makanan dan air.
Al Jazeera melaporkan, Boichenko mengatakan dalam siaran video: "Para penyerbu secara sistematis dan metodis mencoba memblokade kota Mariupol."
Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)