Berita kebakaran di salah satu reaktor nuklir terbesar Ukraina akibat serbuan tentara Rusia Kamis (3/3) lalu, memaksanya mengambil keputusan untuk pergi.
“Kenapa saya meninggalkan (Kiev) hari ini? Karena (perang ini) sungguh mengerikan. Tambahan lagi, sekarang ada ancaman ledakan nuklir. Tentara merangsek Kiev, makanya orang-orang berkerumun berdesakan seperti ini. Orang-orang hanya ingin hidup,” terangnya, dikutip dari Associated Press, Sabtu (5/3/2022).
Bersama kedua orang tuanya, Ksenia juga mengarah ke barat.
Mereka berencana mengungsi sedekat mungkin ke perbatasan.
Ia menangis saat meninju angkasa dengan kepalan tangannya.
“Saya harap semuanya akan segera membaik,” ucapnya sambil terisak.
Seorang lelaki, Alexander, 41 tahun, tersenyum getir saat melambaikan tangan perpisahan pada Anna, putrinya yang baru berusia 5 tahun.
Saat menghisap rokoknya, kedua matanya basah.
Ia berpaling dari kereta api yang mulai menjauh, membawa pergi belahan jiwanya.
Banyak lelaki Ukraina yang mengirim orang-orang terkasih ke kerabat mereka di barat negeri.
Banyak di antara mereka yang harus mengambil keputusan sulit untuk tetap tinggal di Kiev demi mempertahankan ibu kota dari serbuan tentara Rusia.
Baca juga: McDonalds, Pepsi, dan Perusahaan Ternama Amerika Diminta Hentikan Operasi di Rusia
Jumlah Pengungsi
Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi hingga Kamis (3/3/2022) lalu mencatat lebih dari 1,2 juta pengungsi telah meninggalkan Ukraina sejak invasi Rusia dimulai pada 24 Februari 2022 lalu.
Hingga kini jumlahnya terus bertambah.