News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Saat Ribuan Warga Ukraina Mulai Putus Asa Bisa Mengungsi Secepatnya ke Perbatasan

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengungsi dari Ukraina berbaris untuk masuk ke Polandia melalui penyeberangan perbatasan di Medyka, di Polandia timur pada 28 Februari 2022

TRIBUNNEWS.COM, UKRAINA - Invasi militer Rusia ke Ukraina genap 10 hari pada Sabtu (5/3/2022).

Meskipun demikian masih banyak warga Ukraina yang hendak mengungsi, meninggalkan negaranya yang dikecamuk perang.

Tepatnya di stasiun kereta api sentral Kiev, Ibu Kota Ukraina, masih disesaki oleh ribuan warga yang tampak putus asa hendak meninggalkan ibu kota.

Di peron stasiun, para ibu memeluk anak-anak mereka dan anjing-anjing mulai menggonggong.

Orang-orang mulai panik manakala mereka menyadari bahwa kereta api yang mereka nantikan sudah terlalu penuh.

Seorang wanita mengucapkan selamat tinggal saat kereta dengan pengungsi akan meninggalkan stasiun kereta api Kyiv pada 2 Maret 2022. Rusia meningkatkan kampanye pengeboman dan serangan misilnya di kota-kota Ukraina pada 2 Maret 2022. (Sergei CHUZAVKOV / AFP)

Anastasia Kolomiyet, seorang warga Kiev, tak bisa masuk ke kereta api menuju Lviv, kota di barat Ukraina dekat perbatasan Polandia.

Gerbong sudah terlalu sesak, tak ada tempat lagi untuknya.

Namun, ia tetap bersikukuh akan mencoba lagi.

Ia akan menunggu di stasiun hingga kereta api terakhir hari itu, jika memang harus.

Dari Lviv, ia berencana meninggalkan Ukraina.

Entah kapan ia akan kembali.

Butuh waktu untuk mengambil keputusan pergi meninggalkan tanah airnya.

“Saya kira (perang ini) hanya akan berlangsung beberapa hari. Tak ada seorang pun yang memercayainya. Tak ada yang percaya bahwa kami harus melarikan diri, mengungsi,” kata Kolomiyet menerawang.

Perempuan lain, Ksenia, juga berharap perang akan berakhir secepatnya dan negosiasi berjalan mulus.

Berita kebakaran di salah satu reaktor nuklir terbesar Ukraina akibat serbuan tentara Rusia Kamis (3/3) lalu, memaksanya mengambil keputusan untuk pergi.

“Kenapa saya meninggalkan (Kiev) hari ini? Karena (perang ini) sungguh mengerikan. Tambahan lagi, sekarang ada ancaman ledakan nuklir. Tentara merangsek Kiev, makanya orang-orang berkerumun berdesakan seperti ini. Orang-orang hanya ingin hidup,” terangnya, dikutip dari Associated Press, Sabtu (5/3/2022).

Bersama kedua orang tuanya, Ksenia juga mengarah ke barat.

Mereka berencana mengungsi sedekat mungkin ke perbatasan.

Ia menangis saat meninju angkasa dengan kepalan tangannya.

“Saya harap semuanya akan segera membaik,” ucapnya sambil terisak.

Seorang lelaki, Alexander, 41 tahun, tersenyum getir saat melambaikan tangan perpisahan pada Anna, putrinya yang baru berusia 5 tahun.

Saat menghisap rokoknya, kedua matanya basah.

Ia berpaling dari kereta api yang mulai menjauh, membawa pergi belahan jiwanya.

Banyak lelaki Ukraina yang mengirim orang-orang terkasih ke kerabat mereka di barat negeri.

Banyak di antara mereka yang harus mengambil keputusan sulit untuk tetap tinggal di Kiev demi mempertahankan ibu kota dari serbuan tentara Rusia.

Baca juga: McDonalds, Pepsi, dan Perusahaan Ternama Amerika Diminta Hentikan Operasi di Rusia

Jumlah Pengungsi

Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi hingga Kamis (3/3/2022) lalu mencatat lebih dari 1,2 juta pengungsi telah meninggalkan Ukraina sejak invasi Rusia dimulai pada 24 Februari 2022 lalu.

Hingga kini jumlahnya terus bertambah.

Dari 1.209.976 pengungsi yang melarikan diri, lebih dari setengahnya menyeberang ke Polandia, sebagaimana diberitakan oleh CNN.

Pengungsi lainnya pergi ke negara tetangga termasuk Hongaria, Slovakia, Moldova, dan Rumania.

Menurut UNHCR, terdapat lebih dari satu juta pengungsi di minggu pertama, dan lebih banyak orang yang berpindah, baik di dalam maupun di luar negeri.

Selain itu, masih banyak keluarga yang terlantar.

Uni Eropa Beri Perlindungan Pengungsi Ukraina

Uni Eropa menyetujui tawaran perlindungan bagi pengungsi yang menyelamatkan diri dari perang di Ukraina. 

Dilansir dari situs Economic Times, Jumat (4/3/2022), langkah-langkah perlindungan untuk pengungsi Ukraina dari Uni Eropa datang secara paralel setelah sanksi keras terhadap Rusia yang diberlakukan secara berturut-turut.

Para menteri dalam negeri Uni Eropa sepakat dalam pertemuan di Brussel untuk mengaktifkan mekanisme perlindungan sementara yang dibuat dua dekade lalu.

Komisioner urusan dalam negeri Eropa, Ylva Johansson yang menghadiri pertemuan, membuat tweet yang mengatakan bahwa itu merupakan keputusan bersejarah.

Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin, mengatakan Uni Eropa akan memberikan perlindungan sementara kepada semua orang yang melarikan diri dari perang di Ukraina.

Sebagian besar dari mereka yang keluar dari Ukraina merupakan perempuan dan anak-anak, sementara laki-laki diharuskan tetap tinggal di Ukraina.

Selain itu, banyak pelajar India dan warga negara lain yang terjebak ketika Rusia menyerbu.

Berdasarkan teks yang diajukan oleh Komisi Eropa, pengungsi dari Ukraina dan anggota keluarga mereka akan menerima izin tinggal dan hak untuk mengakses pekerjaan serta pendidikan selama satu tahun pertama, yang dapat diperpanjang setiap enam bulan dengan total dua tahun.

Saat ini, warga Ukraina dengan paspor yang memuat data biometrik hanya memiliki hak untuk mengunjungi wilayah Schengen Uni Eropa hingga tiga bulan, tanpa hak untuk bekerja.

Sumber: AP/CNN

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini