Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jakarta - Presiden Asian African Youth Governement (AAYG), Saddam Al Jihad memberikan pandangannya terkait peran Ukraina dan Rusia.
Menurutnya, perang ini tidak bisa dibiarkan terus terjadi karena bisa merenggut nyawa dan juga berdampak pada ekonomi.
"Bukan hanya di Ukraina atau Rusia, perang juga akan berdampak secara ekonomi ke kawasan lain termasuk negara-negara di Asia Afrika," ucap Saddam kepada wartawan, Selasa (8/3/2022).
Ia pun mendorong negara-negara di Asia Afrika terlibat dalam resolusi perang.
Baca juga: Hari ke-13 Invasi Rusia ke Ukraina: Pasukan Putin Luncurkan Ratusan Rudal di Cherhihiv
Saddam memprediksi, peperangan ini bisa berpotensi menjadi awal terjadinya perang dunia ketiga.
Hal tersebut disebabkan karena Amerika Serikat (AS) ikut campur dan menyuplai kekuatan militer ke Ukraina untuk melawan Rusia.
Baca juga: Konflik Rusia-Ukraina Picu Ketidakstabilan Perdagangan hingga Kegiatan Ekspor China
"Ini sangat berbahaya, karena terlibatnya AS dalam perseteruan ini akan mempertemukan dua kekuatan militer paling besar di dunia. Ini Stepping Stone terjadinya World War III," ungkap Saddam.
Saddam mengungkapkan, gagasan Dasasila Bandung akan disebarkan ke seluruh Asia Afrika.
Dengan ini, dia bersiap menjadi titik tengah dalam setiap konflik yang terjadi.
“Berdasarkan dasasila Bandung dalam merundingkan segala persoalan konflik dunia, kita siap menjadi titik temu dan titik tengah dalam setiap konflik yang terjadi,” ungkap Saddam.
Sementara itu, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyampaikan bahwa pemuda Asia Afrika dapat berkontribusi untuk menjaga stabilitas politik dikawasan Asia Afrika. Dengan penyelesaian krisis kemanusiaan yang terjadi diberbagai negara Asia dan Afrika.
“Pemuda Asia Afrika dapat berkontribusi untuk menjaga stabilitas politik dan keamanan di kawasan Asia Afrika. Kemudian berpartisipasi dalam proses penyelesaian krisis kemanusiaan yang terjadi di berbagai negara Asia dan Afrika," kata Bamsoet.
Adapun Rusia melakukan serangan ke Ukraina pada Kamis (24/2). Tercatat hingga Minggu (7/3), sebanyak 351 warga sipil Ukraina tewas akibat invasi Rusia.