Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, KHARKIV - Pasukan Rusia dilaporkan menyerang rumah sakit jiwa di Kharkiv, Ukraina, Jumat (11/3/2022).
Seperti dilansir Guardian, Gubernur Kharkiv mengatakan jumlah korban masih belum diketahui akibat serangan Rusia di rumah sikat tersebut.
Namun, ada 330 orang di rumah sakit pada saat serangan terjadi.
Dalam perkembangan berikutnya Layanan Darurat Ukraina melaporkan tidak ada korban akibat serangan udara Rusia di rumah sakit jiwa itu.
Karena pasien berada di tempat penampungan bawah tanah.
"Semuanya 30 staf dan 330 pasien berada di tempat penampungan pada saat serangan itu," kata layanan darurat Ukraina dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Guardian.
Bom rumah sakit ibu dan anak
Sebelumnya, serangan bom Rusia menghancurkan sebuah Rumah Sakit ibu dan anak di Mariupol, Ukraina.
Akibat serangan Rusia itu, evakuasi warga sipil dari beberapa kota terpaksa dihentikan, termasuk pelabuhan selatan yang hancur.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengecam aksi keji dan kejam Rusia yang menargetkan rumah sakit dalam serangannya.
Baca juga: Ukraina Klaim Dibantu Sukarelawan Perang Barat, Rusia Izinkan Sukarelawan Perang dari Timur Tengah
"Rumah sakit anak-anak, bangsal bersalin. Bagaimana mereka mengancam Federasi Rusia? Negara macam apa Rusia, yang takut rumah sakit, bangsal bersalin dan menghancurkannya?" kata Zelenskiy di Telegram, seperti dilansir Guardian, Kamis (10/3/2022).
"Rumah sakit dan sekolah hancur. Gereja-gereja dan bangunan-bangunan biasa hancur. Orang-orang terbunuh. Anak-anak dibunuh."
"Bom udara di rumah sakit anak-anak adalah bukti utama bahwa genosida ukraina sedang terjadi."
Zelenskiy mengatakan ancaman terhadap negara Ukraina sangat maksimal .
Ia pun meminta pihak barat untuk memberlakukan zona larangan terbang karena berisiko terjadinya bencana kemanusiaan.
Dia menyebut Rusia sebagai Nazi dalam sebuah wawancara dengan Sky News.
Baca juga: Putin Izinkan 16.000 Sukarelawan Timur Tengah Ikut Perang di Ukraina
"Jika Anda bersatu melawan Nazi dan teror ini, Anda harus menutup. Jangan menunggu saya bertanya beberapa kali, sejuta kali. Tutup langit," kata Zelenskyy.
Dia memperingatkan, jika tidak dihentikan jutaan orang bisa mati.
Berbicara di Washington, menteri luar negeri AS, Antony Blinken, dan menteri luar negeri Inggris, Liz Truss, menegaskan kembali posisi NATO bahwa zona larangan terbang akan membawa NATO ke dalam konflik langsung dengan Rusia.
17 Orang Terluka
Di tengah peringatan Barat bahwa invasi Rusia akan menjadi lebih brutal ketika pemimpin Moskow, Vladimir Putin, berusaha untuk mendapatkan kembali momentum yang terhenti.
Pihak berwenang setempat menggambarkan kerusakan rumah sakit, kompleks gabungan 600 tempat tidur dengan bangsal anak-anak dan bersalin.
Otoritas mengatakan setidaknya 17 orang telah terluka, termasuk wanita dalam persalinan dalam serangan di rumah sakit ibu dan anak tersebut.
Baca juga: Menhan Ukraina: Pasukan Rusia Lebih Banyak Bunuh Warga Sipil Dibanding Tentara
Wakil walikota Sergei Orlov mengatakan kota itu dibombardir terus menerus dan 1.170 penduduk telah meninggal, 47 di antaranya dimakamkan di kuburan massal pada hari Rabu kemarin.
"Ini abad pertengahan," katanya.
"Ini murni genosida. Serangan itu tidak hanya berbahaya. Ini adalah kejahatan perang. Mereka menyerang kami dengan penerbangan, peluru, dan roket," lanjut dia.
Guardian tidak dapat sepenuhnya memverifikasi akun pejabat Ukraina, tetapi video yang diterbitkan oleh Associated Press menunjukkan beberapa orang yang terluka di lokasi serangan di rumah sakit.
Wakil perdana menteri Iryna Vereshchuk menyebutnya sebagai situasi bencana besar dan Zelenskiy membandingkan kehancuran dan penderitaan di sana dengan yang disebabkan oleh Nazi.
Wartawan menggambarkan mayat-mayat tergeletak tanpa terkubur di jalan-jalan dan penduduk yang lapar masuk ke toko-toko untuk mencari makanan dan salju yang mencair untuk mendapatkan air.
Sementara ribuan orang berlindung di ruang bawah tanah. (Guardian)