Rusia tidak segera mengomentari insiden ini, tetapi telah membantah menargetkan warga sipil sejak menginvasi Ukraina bulan lalu.
Sebelumnya pada 24 Februari lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan dimulainya operasi militer khusus di Ukraina.
Ia mengklaim operasi ini dilakukan hanya untuk demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina.
Hal yang sama pun disampaikan Kementerian Pertahanan Rusia bahwa pasukan Rusia tidak menargetkan kota-kota di Ukraina.
Namun hanya melumpuhkan infrastruktur militer Ukraina saja.
Karena itu, Rusia menegaskan tidak ada ancaman yang ditargetkan bagi penduduk sipil.
Baca juga: Menlu Ukraina Sebut Isu Penciptaan Republik Rakyat Kherson setelah Rusia Merebut Kherson
Lebih lanjut, Moskow menyalahkan Ukraina atas upayanya yang gagal untuk mengevakuasi warga sipil dari kota-kota yang dikepung.
Akan tetapi tuduhan itu juga dibantah oleh Ukraina dan sekutu Baratnya.
Zelensky mengatakan Moskow mengirim pasukan baru setelah pasukan Ukraina membuat 31 kelompok taktis batalion Rusia tidak beraksi.
Hal ini yang menyebabkan kerugian tentara terbesar Rusia dalam beberapa dasawarsa.
"Kami masih harus bertahan. Kami masih harus berjuang," kata Zelensky dalam pidato video, Sabtu malam.
Dia juga mengatakan sebelumnya sekitar 1.300 tentara Ukraina telah tewas sejauh ini.
Sehingga ia mendesak Negara Barat untuk lebih terlibat dalam negosiasi damai.
Serangan Udara Rusia Hantam Pangkalan Militer Dekat Lviv