News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

China Menentang Sanksi Sepihak Barat Terkait Invasi Rusia ke Ukraina

Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penasihat Negara dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi berbicara dalam konferensi pers setelah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Yunani Nikos Dendias di Kementerian Luar Negeri di Athena, pada 27 Oktober 2021.

TRIBUNNEWS.COM - China tidak ingin terkena dampak sanksi ekonomi Barat terhadap Rusia, Kementerian Luar Negeri China mengatakan pada Selasa (15/3/2022), ketika tekanan tumbuh di Beijing untuk menarik dukungan dari Moskow.

Beijing telah menolak untuk mengutuk sekutu dekatnya Rusia atas invasi ke Ukraina, dan menyalahkan Amerika Serikat dan "ekspansi ke Timur" NATO untuk memperburuk ketegangan.

"China bukan pihak dalam krisis, apalagi ingin terkena sanksi," kata Menteri Luar Negeri Wang Yi dalam transkip panggilan telepon dengan Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares yang terbit pada Selasa (15/3/2022).

Baca juga: Rusia Keluarkan Sanksi untuk Joe Biden dan Sejumlah Tokoh Politik AS

China "selalu menentang penggunaan sanksi untuk menyelesaikan masalah, apalagi sanksi sepihak yang tidak memiliki dasar dalam hukum internasional," ungkap Wang, seperti dikutip Channel News Asia.

Komentar Wang meluncur setelah pertemuan tujuh jam antara pejabat tinggi AS dan China di Roma, Italia, dengan Washington menyatakan keprihatinan tentang "penyelarasan" hubungan antara Rusia dan China.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian pada Selasa (15/3) menyatakan, Beijing "sangat mendesak AS untuk tidak membahayakan hak dan kepentingan sah China ketika menangani hubungan dengan Rusia".

Ditanya tentang artikel yang menyebutkan Moskow telah meminta bantuan Beijing, Zhao menuduh AS "menyebarkan disinformasi" terhadap China.

Baca juga: Serangan Rusia di Kyiv Tewaskan 4 Orang, Jam Malam Diberlakukan

"Tujuan kami sangat jelas, untuk mempromosikan de-eskalasi situasi dan mengakhiri konflik," tegasnya.

Dalam pertemuan Roma pada Senin (14/3) dengan Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan, diplomat senior China Yang Jiechi menegaskan kembali sikap negaranya bahwa Beijing "berkomitmen untuk mempromosikan pembicaraan damai", Xinhua melaporkan pada Selasa (15/3).

China meminta semua pihak untuk melakukan "pengekangan maksimum" dan "melindungi warga sipil" dalam krisis Ukraina. Komunitas internasional harus mendukung pembicaraan semacam itu untuk mencapai hasil substantif sesegera mungkin, Yang menambahkan.

Sumber: Kontan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini