Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, FUKUSHIMA - Otoritas Regulasi Nuklir Jepang memeriksa beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) setelah gempa berkekuatan 7,3 skala Richter melanda negara itu pada Rabu (16/3/2022) malam di lepas pantai Fukushima, lokasi krisis nuklir 2011 silam.
Pada Kamis (17/3/2022) waktu setempat, tepatnya pukul 01.00 dini hari, pihak berwenang mengatakan bahwa mereka tidak mendeteksi adanya kelainan pada pabrik di Fukushima, di Onagawa di Prefektur Miyagi atau di Tokai di Prefektur Ibaraki.
Dikutip dari laman The New York Times, Kamis (17/3/2022), Tokyo Electric Power Company menyatakan alarm kebakaran masih berbunyi di salah satu reaktor di PLTN Fukushima Daiichi, di mana pernah terjadi kebocoran pada 2011.
Pabrik itu kini telah ditutup dan menjalani pembersihan besar-besaran sejak bencana 11 tahun lalu.
Pompa air untuk kolam pendingin bahan bakar bekas di pembangkit listrik terpisah di Fukushima pun mati pada Kamis pagi.
Baca juga: Gempa Magnitudo 7,3 Guncang Jepang, Berpusat di Lepas Pantai Prefektur Fukushima
Namun Tokyo Electric mengatakan bahwa masih ada air di kolam untuk saat ini, dan satu pompa telah kembali beroperasi sebelum jam 2 pagi.
Gempa tersebut menyebabkan jutaan orang Jepang kehilangan aliran listrik.
Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida pun berharap Tokyo Electric dapat memulihkan layanan tersebut secara cepat.