Terkait hal itu, analis China dan AS menilai Beijing tidak mungkin akan membantu Moskow,
Ini karena bagi China, keterlibatannya pada konflik Rusia dengan Ukraina malah akan memperburuk keadaan.
Baca juga: Pesawat Militer Amerika Jatuh di Dekat Perbatasan Rusia
Apalagi saat ini negara-negara di Asia Timur saat ini tengah memprioritaskan pembangunan ekonominya di atas kepentingan lain.
"Di panggung dunia, China tampaknya menjadi satu-satunya teman yang tersisa dari Rusia."
"Tetapi, akan menjadi kesalahan untuk melebih-lebihkan kekuatan persahabatan Tiongkok-Rusia yang tampak seperti itu."
"(Menurutnya) Presiden Xi Jinping sangat tidak mungkin membiarkan China terseret ke dalam konflik dengan memberikan dukungan militer langsung ke Rusia," kata Profesor Universitas Cornell, Allen Carlson, dikutip dari Tribunnews.com.
“Masalah yang paling penting dalam konflik bagi Beijing bukanlah mengakhiri perang atau memperkuat persahabatan tetapi melindungi kepentingan China sendiri."
"Sejauh ini, tampaknya Xi belum sampai pada kesimpulan tentang apa itu," kata Carlson.
Mungkin saja, kata Carlson, Beijing dapat menjadi mediator antara Moskow dan Kyiv, meskipun kecil kemungkinannya.
China Tak Ingin Kena Imbas
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, China tidak ingin terkena dampak sanksi ekonomi Barat terhadap bantuannya yang diberikan ke Rusia.
Baca juga: Biden Sebut Putin Sebagai Penjahat Perang: Siapa Sebenarnya yang Berhak Memutuskan Itu?
Kementerian Luar Negeri China menjelaskan adanya tekanan tumbuh di Beijing untuk menarik dukungan dari Moskow.
Beijing telah menolak untuk mengutuk sekutu dekatnya Rusia atas invasi ke Ukraina, dan menyalahkan Amerika Serikat dan "ekspansi ke Timur" NATO untuk memperburuk ketegangan.
"China bukan pihak dalam krisis, apalagi ingin terkena sanksi."
"(Kami) selalu menentang penggunaan sanksi untuk menyelesaikan masalah."
"Apalagi sanksi sepihak yang tidak memiliki dasar dalam hukum internasional," kata Menteri Luar Negeri, Wang Yi, Selasa (15/3/2022).