TRIBUNNEWS.COM - Pengadilan Rusia menyatakan Alexey Navalny bersalah atas penggelapan dan penghinaan terhadap dakwaan pengadilan, yang dapat membuat hukuman penjaranya diperpanjang secara signifikan, Selasa (22/3/2022).
Ia muncul di pengadilan mengenakan seragam penjaranya yang berwarna hitam.
Ia mendengarkan secara seksama dan tersenyum saat hakim membacakan putusan.
"Navalny melakukan penipuan, pencurian properti bersama kelompok terorganisir," kata Hakim Margarita Kotova, dikutip dari AlJazeera.
Navalny, kritikus Presiden Rusia Vladimir Putin yang paling vokal, dipenjara tahun lalu atas tuduhan penipuan setelah selamat dari upaya untuk meracuni dirinya.
Baca juga: Daftar 6 Negara yang Masih Ingin Bersahabat dengan Rusia saat Putin Serang Ukraina, Siapa Saja?
Baca juga: Kata China soal Invasi Rusia ke Ukraina: Waktu akan Membuktikan Kami Berada di Pihak yang Benar
Profil Alexey Navalny
Mengutip CNN, Alexey Navalny lahir di Butyn, Uni Soviet pada 4 Juni 1976.
Ayahnya, Anatoly Navalny, merupakan mantan perwira militer.
Bersama sang istri, Lyudmila Navalnaua, Anatoly Navalny memiliki pabrik anyaman keranjang.
Navalny lulus dari Peoples' Friendship University of Russia pada 1998.
Lalu, melanjutkan studi di Akademi Keuangan Negara dan lulus tahun 2001.
Selama ini, Navalny dikenal sebagai aktivis dan kritikus Putin paling vokal.
Ia telah mengungkap korupsi di pemerintahan dan bisnis Rusia melalui media sosial, termasuk blog LiveJournal dan situs RosPil miliknya,
Karena hukuman yang dijatuhkan pada 2013, Navalny dilarang mencalonkan diri untuk jabatan politik.
Hukum Rusia melarang penjahat yang dihukum mencalonkan diri untuk jabatan politik.
Sejak Moskow memulai invasinya ke Ukraina, Navalny juga terus mendorong orang-orang Rusia untuk menolaknya.
Seruan itu ia lontarkan meski dirinya berada di balik jeruji.
Baca juga: Rusia Hentikan Negosiasi Damai dengan Jepang soal Kepulauan Kuril, Sebut Tokyo Ingin Rugikan Moskow
Kehidupan Navalny sebelum Percobaan Pembunuhan
2000: Bergabung dengan Yabloko, Partai Demokrat Bersatu Rusia.
2006: Berpartisipasi dalam March Rusia, sebuah acara nasionalis.
2007: Diusir dari Yabloko karena kecenderungan nasionalisnya.
2007: Meluncurkan Gerakan Pembebasan Nasional Rusia (dikenal sebagai NAROD, yang berarti "rakyat" dalam bahasa Rusia).
2009: Menjadi penasihat kebijakan gubernur wilayah Kirov.
November 2010: Mengungkap skema penggelapan senilai empat juta dolar AS di operator pipa minyak milik negara, Transneft, dengan mengunggah dokumen yang bocor di blognya.
Desember 2010: Kirov-area membuka penyelidikan terhadap Navalny yang melibatkan kesepakatan kayu milik negara saat ia menjadi penasihat gubernur.
5 Desember 2011: Ikut serta dalam protes menyusul kemenangan Vladimir Putin dalam pemilihan 4 Desember. Ia ditangkap, tapi dibebaskan setelah 15 hari.
2011: Mendirikan Yayasan Anti Korupsi (FBK). Organisasi ini menyelidiki korupsi di pemerintah Rusia dan mengunggah dokumentasi pendukung.
24 Desember 2011: Berbicara di depan puluhan ribu demonstran pro-reformasi sebelum pemilihan presiden Maret 2012.
6 Maret 2012: Ditangkap bersama demonstran lainnya setelah Putin memenangkan masa jabatan ketiga sebagai presiden pada 4 Maret, dengan perolehan suara di bawah 65 persen. Kritik mempertanyakan hasil di tengah keluhan kecurangan pemilih.
20 Maret 2013: Bersama pengusaha Petr Ofitserov, Navalny didakwa karena menyalahgunakan 500.000 dolar AS dalam kesepakatan kayu milik negara, saat ia menjadi penasihat gubernur wilayah Kirov.
18 Juli 2013: Pengadilan di kota Kirov menyatakan Navalny dan Ofitserov bersalah atas penggelapan. Mereka divonis masing-masing lima dan empat tahun penjara. Ditahan semalam, mereka dibebaskan 19 Juli sambil menunggu banding. Putusan itu diikuti oleh protes publik.
2013: Gagal mencalonkan diri sebagai wali kota Moskow. Berada di urutan kedua dengan perolehan 27 persen suara.
16 Oktober 2013: Hukuman penjara lima tahun yang diterima Juli 2013 dikurangi menjadi hukuman percobaan di tingkat banding.
Oktober 2013: Dalam sebuah pernyataan dari Komite Investigasi Federal Rusia, Navalny dan saudaranya, Oleg Navalny, dituduh menipu anak perusahaan perusahaan kosmetik Prancis, Yves Rocher, di Rusia.
28 Februari 2014 - Januari 2015: Menjadi tahanan rumah.
30 Desember 2014: Dinyatakan bersalah atas penipuan dalam kasus Oktober 2013. Menerima hukuman percobaan tiga setengah tahun. Saudaranya menerima hukuman tiga setengah tahun penjara.
23 Februari 2016: Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa (ECHR) memutuskan Navalny dan Ofitserov dirampas haknya atas pengadilan yang adil dalam vonis 2013 mereka. Mereka diberikan 8.000 Euro sebagai biaya ganti rugi.
27 April 2017: Navalny disiram menggunakan pewarna hijau antiseptik yang mengenai wajahnya. Serangan tersebut menyebabkan kerusakan penglihatan pada salah satu mata.
22 Januari 2018: Pengadilan Moskow memerintahkan penutupan FBK, yang mendanai kegiatan Navalny.
29 Juli 2019: Menderita "reaksi alergi akut" saat menjalani hukuman 30 hari di tahanan kantor polisi. Penangkapannya pada 24 Juli menyusul seruan untuk demonstrasi setelah diskualifikasi kandidat oposisi untuk pemilihan kota Rusia. Dokter tidak menemukan tanda-tanda keracunan setelah melakukan analisis, lapor Kantor Berita Rusia TASS.
Baca juga: Presiden Zelenskyy Minta Warganya Terus Berjuang Bebaskan Ukraina Dari Rusia
Upaya Meracuni Navalny dan saat Dirawat di Jerman
20 Agustus 2020: Merasa sakit selama penerbangan kembali ke Moskow dari kota TomskIn di Siberia dan jatuh koma karena diduga keracunan, menurut juru bicara Kira Yarmysh.
"Kami berasumsi bahwa Alexey diracuni dengan sesuatu yang dicampur ke dalam tehnya," tweet Yarmysh.
LSM Jerman The Cinema for Peace Foundation mengatakan sedang mengirim pesawat medis ke Rusia dalam upaya untuk mengevakuasinya.
21 Agustus 2020: Dokter Rusia memberi izin kepada tim Navalny untuk memindahkannya. Ia dijadwalkan dievakuasi medis untuk melakukan perjalanan ke klinik Jerman, menurut Yarmysh.
22 Agustus 2020: Tiba di Rumah Sakit Charité di Berlin, Jerman di mana ia "didiagnosis medis ekstensif".
2 September 2020: Dalam sebuah pernyataan, pemerintah Jerman melaporkan Navalny diracuni menggunakan zat saraf kimia dari kelompok Novichok.
Novichok terlibat dalam serangan Maret 2018 terhadap mantan mata-mata Rusia, Sergei Skripal, dan putrinya, Yulia Skripal, di kota katedral Inggris Salisbury.
7 September 2020: Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit Charité, Navalny berhasil melewati masa koma usai diinduksi secara medis.
23 September 2020: Dipulangkan dari rumah sakit, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit Charité.
14 Desember 2020: Laporan dari CNN dan kelompok investigasi Bellingcat mengungkapkan, Layanan Keamanan Federal (FSB) Rusia membentuk tim elit yang berspesialisasi dalam agen saraf dan membuntuti Navalny selama bertahun-tahun.
Catatan telepon dan perjalanan menunjukkan unit itu mengikuti Navalny ke setidaknya 17 kota sejak 2017.
17 Desember 2020: Pada konferensi pers tahunannya, Putin mengklaim jika layanan khusus Rusia ingin membunuh Navalny, "mereka mungkin akan menyelesaikannya ... tetapi dalam kasus ini, istrinya bertanya kepada saya, dan saya segera mengizinkan untuk membiarkan dia keluar Rusia untuk dirawat di Jerman... Ini adalah trik untuk menyerang para pemimpin (di Rusia)."
Penyelidikan CNN-Bellingcat adalah bentuk "perang informasi" yang difasilitasi oleh layanan khusus asing, katanya.
21 Desember 2020: CNN melaporkan Konstantin Kudryavtsev, seorang agen yang tergabung dalam tim toksin elit di FSB Rusia, mengungkapkan tentang bagaimana Navalny diracuni, tetapi tidak menyadari bahwa dia berbicara dengan Navalny sendiri.
28 Desember 2020: Layanan Lembaga Pemasyarakatan Federal Rusia (FSIN) menuduh Navalny melanggar masa percobaannya dengan tidak hadir untuk pemeriksaan terjadwal saat berada di Jerman dan meminta pengadilan mengganti hukuman percobaannya dengan hukuman penjara yang sebenarnya.
29 Desember 2020: Badan investigasi utama Rusia merilis kasus pidana terhadap Navalny atas tuduhan penipuan terkait dugaan kesalahan penanganan donasi sebesar lima juta dolar AS ke FBK dan organisasi lain.
Baca juga: Dubes Ukraina: Tentara Rusia Curi Apapun yang Bisa Mereka Bawa dari Ukraina
Kembali ke Rusia dan Menjalani Masa Percobaan
Januari 2021: Otoritas penjara Rusia secara resmi meminta untuk mengganti hukuman percobaan Navalny tahun 2014 dengan hukuman penjara yang sebenarnya.
Lembaga Pemasyarakatan Federal Rusia mengatakan, dengan tinggal di Jerman, Navalny melanggar ketentuan hukuman percobaannya dalam apa yang disebut kasus Yves Rocher.
Menurut Navalny, tudingan itu bermotif politik.
17 Januari 2021: Navalny ditahan beberapa saat setelah tiba di Moskow setelah berbulan-bulan menjalani perawatan di Jerman usai diracun pada Agustus 2020.
Keesokan harinya, dalam sidang yang digelar mendadak, ia diperintahkan untuk tetap ditahan selama 30 hari.
2 Februari 2021: Pengadilan Moskow menjatuhkan hukuman penjara kepada Navalny selama lebih dari dua setengah tahun karena melanggar masa percobaan sejak 2014 saat ia berada di Jerman.
Hukuman itu memperhitungkan 11 bulan yang dihabiskan Navalny saat menjadi tahanan rumah. Pengacaranya mengatakan ia akan mengajukan banding atas putusan tersebut. Hukuman itu memicu protes di seluruh negeri.
20 Februari 2021: Banding Navalny ditolak sebagian. Hakim mempersingkat hukumannya satu setengah bulan, mencatat waktu yang ia habiskan saat menjadi tahanan rumah, dari Desember 2014 hingga Februari 2015.
Dalam sidang terpisah di Pengadilan Distrik Babushkinsky, ia dihukum karena mencemarkan nama baik veteran Perang Dunia II, Ignat Artemenko, dalam komentar media sosial yang dibuat Juni 2020.
Navalny mengkritik sebuah video yang disiarkan oleh saluran TV pemerintah RT, di mana tokoh-tokoh terkemuka menyatakan dukungan untuk perubahan kontroversial pada konstitusi Rusia.
24 Februari 2021: Menurut Reuters, Navalny dicabut statusnya sebagai "tahanan hati nurani (orang yang dipenjara karena pandangan politiknya tak ditoleransi pemerintahannya sendiri)" oleh Amnesty International.
Keputusan itu dibuat karena banyaknya keluhan tentang komentar xenofobia masa lalu Navalny yang diterima oleh organisasi tersebut.
3 Maret 2021: Pengacara Navalny, Vadim Kobzev, memberi tahu CNN, Navalny ditahan di pusat penahanan-3 di Kolchugino di wilayah Putin di timur Moskow.
Ia ditahan sementara sebelum dipindahkan ke koloni hukuman.
31 Maret 2021: Navalny, yang dipenjara di penjara koloni No. 2 di Pokrov, mengatakan ia akan mogok makan dalam rangka memprotes penolakan petugas penjara untuk memberinya akses ke perawatan medis yang layak.
23 April 2021: Navalny mengumumkan bahwa ia mengakhiri mogok makan setelah menerima perawatan medis.
26 April 2021: Kepala jaksa Moskow membekukan gerakan politik Navalny dengan menangguhkan kegiatan di kantornya di seluruh negeri.
29 April 2021: Jaringan kantor regional Navalny untuk gerakan politiknya akan "secara resmi dibubarkan," kepala staf Leonid Volkov mengumumkan.
Volkov mengatakan kantor regional akan "terus bekerja sebagai gerakan sosial dan politik yang independen, tetapi kami tidak akan membiayai mereka lagi, kami tidak akan menyusun tugas untuk mereka, tetapi kami tahu bahwa mereka akan melakukan pekerjaan dengan baik."
20 Oktober 2021: Navalny dianugerahi Hadiah Sakharov untuk Kebebasan Berpikir.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)