News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Dua Anak Terluka Parah dalam Penembakan Artileri Rusia di Lysychansk

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Perawat Aleksandra Seliverstova merawat Belegay, bocah 5 tahun dari Polohy, di sebuah ruangan yang dilindungi karung pasir di Rumah Sakit Anak Klinis Regional Zaporizhzhia pada 22 Maret 2022. - Ribuan pengungsi dari Mariupol telah melarikan diri ke kota Zaporizhzhia di Ukraina selatan. Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa menggambarkan pengepungan Mariupol sebagai kejahatan perang besar-besaran, yang telah menewaskan lebih dari 2.000 orang. (Photo by emre caylak / AFP)

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, LYSYCHANSK - Pasukan Rusia telah menembaki kota Lysychansk dengan sistem artileri, menyebabkan 4 anggota keluarga terluka.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kepala Administrasi Militer Daerah Lugansk, Serhii Haidai melalui pesan Telegram.

"Pasukan Rusia menembaki Lysychansk dengan sistem artileri sekitar pukul 10 pagi, menyebabkan 4 anggota keluarga terluka.

Kedua orang tua menerima luka pecahan peluru namun kondisi mereka stabil.

Sedangkan situasi yang dialami anak-anak mereka jauh lebih buruk, mereka dalam kondisi kritis di rumah sakit setempat," kata Haidai.

Dikutip dari laman Ukrinform, Rabu (30/3/2022), bayi perempuan kelahiran 2020 dan merupakan anak bungsu keluarga itu tidak hanya mengalami luka tembak pecahan peluru pada bagian perut disertai penipisan usus, namun juga luka tembak pada kedua kaki disertai kerusakan tulang dan pembuluh darah.

Baca juga: Rangkuman Invasi Hari ke-35: Sirine di Seluruh Ukraina, Beberapa Tentara Rusia Kembali ke Belarus

Baca juga: Pabrik Bir Eropa, Heineken dan Carlsberg Tinggalkan Rusia

Sementara kakaknya yang lahir pada 2014, menerima banyak luka tembak pada kakinya dan betisnya hancur.

"Kemungkinan besar, menurut dokter, ini akan berujung pada amputasi kedua tungkai bawah anak itu. Saat ini, para dokter pun tengah berjuang untuk menyelamatkan hidup mereka," tegas Haidai.

Sebelumnya, pada 24 Februari lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin telah meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina, ia menyebutnya sebagai operasi militer khusus.

Setelah dimulainya invasi, pasukan Rusia telah menembaki dan menghancurkan infrastruktur utama.

Selain itu, secara besar-besaran juga menyerang daerah pemukiman di kota-kota dan desa-desa Ukraina menggunakan artileri, roket, dan rudal balistik.

Darurat militer pun diberlakukan di Ukraina, bahkan mobilisasi umum turut diumumkan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini