"Ini adalah bagian dari setiap perang untuk melakukan itu."
"Para ahli dari AS dan NATO menggunakan model untuk menghitung kerugian yang diinformasikan oleh intelijen di lapangan, citra satelit dan kesadaran militer Rusia," kata Saideman dan Dorn.
"Metode itu menjadikannya sumber yang paling dapat dipercaya yang mungkin bisa kita dapatkan."
"Kami tahu ukuran batalion Rusia, kami tahu berapa banyak orang yang masuk ke tank Rusia, tank mana yang membutuhkan empat orang, tank mana yang membutuhkan tiga, dan kami juga memiliki banyak video dan gambar," kata Saideman.
Sean Maloney adalah profesor sejarah militer di Royal Military College yang menjabat sebagai sejarawan tentara Kanada untuk konflik di Afghanistan.
Ia mengatakan kepada CBC bahwa, berdasarkan pengetahuannya tentang militer Rusia dan sumber-sumber di Belarus dan Rusia, perkiraan NATO tentang korban Rusia kemungkinan besar akurat.
"Saya yakin, dengan sumber yang saya miliki, jumlah orang Rusia yang tewas dalam invasi di atas 15.000," kata Maloney.
Mengapa begitu banyak tentara Rusia terbunuh begitu cepat?
Jika perhitungan itu akurat, maka pertanyaan selajutnya adalah: Mengapa satu bulan perang di Ukraina menewaskan hampir sebanyak tentara Rusia seperti halnya perang satu dekade Uni Soviet di Afghanistan?
"Perang akan selalu lebih berdarah daripada perang yang biasa kita alami karena tingkat daya ledak yang lebih tinggi bertemu dengan tingkat daya ledak yang lebih tinggi pula," kata Saideman.
Para ahli mengatakan negara-negara demokrasi Barat telah memperkirakan jumlah korban yang serupa dengan yang ditimbulkan oleh konflik AS di Timur Tengah.
Saideman dan Maloney mengatakan invasi kali ini adalah jenis perang yang sangat berbeda.
Afghanistan dan Irak merupakan "konflik berintensitas rendah," kata Maloney.
"Ya mereka melakukan kekerasan, ya orang terbunuh," katanya.