Pernyataan Biden itu memantik kemarahan pejabat Rusia.
Melansir BBC, Biden menyampaikan pernyataan itu secara spontan sebagai tanggapan atas pertanyaan wartawan di Gedung Putih.
"Saya pikir dia adalah penjahat perang," kata Biden pekan lalu.
Ini adalah pertama kalinya Biden mengutuk Presiden Putin, dan Gedung Putih kemudian mengatakan dia berbicara dari hatinya.
Sebelumnya, awal bulan ini ketika ditanya apakah menurutnya Rusia melakukan kejahatan perang, dia mengatakan Gedung Putih mengikuti peristiwa di Ukraina dengan cermat.
"Masih terlalu dini untuk mengatakan itu (kejahatan perang)," kata Biden.
Tak perlu waktu laman, pihak Kremlin langsung merespons pernyataan Joe Biden tersebut.
Juru bicara atau Sekretaris Pers Federasi Rusia Dmitry Peskov mengatakan, apa yang dikatan biden adalah "retorika yang tak termaafkan".
Peskov bahkan menyebut, retorika seperti itu tidak dapat diterima dan tidak dapat dimaafkan dari pihak kepala negara, yang bomnya telah menewaskan ratusan ribu orang di seluruh dunia.
Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki, mengatakan ungkapan Biden yang menyebut Putin adalan penjahat perang berasal dari hatinya setelah melihat gambar "biadab" dari kekerasan di Ukraina.
Dia mencatat bahwa ada proses hukum terpisah, yang dijalankan oleh Departemen Luar Negeri, untuk menentukan kejahatan perang - dan itu sedang berlangsung secara terpisah.
"Putin menimbulkan kehancuran dan kengerian yang mengerikan di Ukraina - membom gedung apartemen dan bangsal bersalin ... ini adalah kekejaman. Ini adalah kemarahan dunia," tulis akun Twitter resmi presiden Joe Biden.
Sumber/Kompas.com/Kompas.TV/BBC