"Saya mengharapkan pertempuran sengit sampai kemunduran terakhir perlawanan (Ukraina) dari Mariupol," kata Grinberg.
Baca juga: Dianggap Jadi Ancaman, Jerman dan Prancis akan Mengusir Puluhan Diplomat Asal Rusia
Baca juga: Disorot soal Serangan ke Ukraina, Menlu Rusia Singgung Invasi AS ke Irak, Libya dan Suriah
Di sebelah utara, ada dua wilayah Donbas dan Luhansk yang merupakan separatis pro-Moskow.
Jadi, merebut Mariupol akan memberi Rusia kendali atas sebagian besar wilayah di timur Ukraina.
Dengan merebut Mariupol, pasukan Rusia bisa "pergi ke utara untuk merebut sisa Donbas dan memiliki kontrol terus menerus di selatan Ukraina dan pantai Laut Azov," Pierre Razoux, Direktur Akademik Yayasan Mediterania untuk Studi Strategis, mengatakan pada AFP.
3. Merebut lebih banyak wilayah
Wilayah Donetsk dan Luhansk yang memisahkan diri - yang diakui merdeka oleh Rusia pada Februari - tak sepenuhnya dikuasai Moskow.
Moskow bersikeras bahwa mereka yang memisahkan diri harus memiliki otoritas administrasi penuh, dan mengendalikan dua wilayah itu sepenuhnya tampaknya menjadi tujuan utama invasi.
"Perang masih jauh dari (kata) selesai dan masih bisa mengubah takdir Rusia jika militer mereka dapat melancarkan operasi yang sukses di Ukraina timur," ujar analis di Institute for the Study of War.
Rusia pada akhir pekan melancarkan serangan di pelabuhan barat Odessa dan sumber-sumber Barat tidak pernah mengecualikan serangan amfibi di kota itu, meskipun kemungkinannya kecil.
"Jika gencatan senjata diberlakukan berdasarkan prinsip 'pertahankan apa yang Anda pegang,' Rusia dapat mempertahankan kekuasaannya atas beberapa bagian baru Ukraina," kata Ivan U Klyszcz, kandidat doktor Hubungan Internasional di Universitas Tartu, Estonia.
Baca juga: Rusia Rebut dan Kuasai Rumah Sakit di Polohy, Wilayah Zaporizhzhia Ukraina
Baca juga: Warga Sipil Ukraina Dibantai Rusia, Bagaimana Cara Menuntut Putin atas Kejahatan Perang?
4. Mengulur waktu
Invasi ke Ukraina terbukti telah banyak menimbulkan kerugian untuk Rusia, mulai dari tewasnya pasukan hingga kehancuran perangkat keras militer.
Analis militer telah mencatat bahwa rancangan musim semi Rusia dimulai pada 1 April.
Sementara Moskow menegaskan wajib militer tak dikirim ke Ukraina, rekrutan baru dapat memasuki medan pertempuran begitu mereka menandatangani kontrak dan dilatih.