News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Jenderal AS Soroti Konflik Dunia, Sebut Invasi Rusia Ancam Perdamaian Global

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang tentara Ukraina berpatroli dengan kendaraan lapis baja di sebuah jalan di Bucha, barat laut Kyiv, pada 2 April 2022, di mana walikota mengatakan 280 orang telah dikuburkan di kuburan massal dan kota itu dipenuhi dengan mayat. - Ukraina telah mendapatkan kembali kendali atas seluruh wilayah Kyiv setelah invasi pasukan Rusia mundur dari beberapa kota penting dekat ibukota Ukraina, kata wakil menteri pertahanan hari ini. (Photo by RONALDO SCHEMIDT / AFP)

TRIBUNNEWS.COM - Perwira tinggi militer Amerika Serikat (AS) memperingatkan bahwa dunia kian tidak stabil dan potensi konflik internasional meningkat.

Dilansir CNN, Ketua Kepala Gabungan Jenderal Mark Milley dan Menteri Pertahanan, Lloyd Austin muncul di hadapan Komite Angkatan Bersenjata DPR dalam kesaksian pertama mereka di hadapan Kongres sejak invasi Rusia ke Ukraina. 

Kedua pimpinan Pentagon ini mengatakan ancaman dari Rusia dan China tetap signifikan.

Milley menilai, invasi Rusia ke Ukraina merupakan ancaman terbesar bagi perdamaian dan keamanan Eropa bahkan dunia dalam 42 tahun ia bertugas.

Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark A. Milley dan Menteri Pertahanan Lloyd J. Austin selama dengar pendapat Komite Angkatan Bersenjata Senat tentang kesimpulan operasi militer di Afghanistan, Selasa (28/9/2021). (Getty Images via AFP)

Baca juga: Update Pentagon, Invasi Rusia Hari ke-40: 70% Tentara Rusia Dekat Kyiv Mundur, Serangan di Bucha

Baca juga: Serangan Rudal Rusia Hantam Depot dan Pabrik Minyak di Wilayah Dnipropetrovsk

"Invasi Rusia ke Ukraina mengancam untuk merusak tidak hanya perdamaian dan stabilitas Eropa, tetapi juga perdamaian dan stabilitas global yang orang tua saya dan generasi Amerika perjuangkan dengan keras untuk dipertahankan," kata Milley.

"Kami sekarang menghadapi dua kekuatan global: China dan Rusia, masing-masing dengan kemampuan militer yang signifikan, keduanya berniat untuk secara mendasar mengubah aturan berdasarkan tatanan global saat ini," imbuhnya.

"Kita memasuki dunia yang semakin tidak stabil dan potensi konflik internasional yang signifikan meningkat, bukan menurun," ujar pimpinan militer AS ini.

Sejumlah anggota DPR dari Partai Republik bertanya kepada Milley dan Austin, apakah AS gagal mencegah Presiden Rusia Vladimir Putin menyerang Ukraina.

Milley menjawab, menurutnya Putin tidak akan bisa dihentikan kecuali pasukan AS dikerahkan langsung ke Ukraina.

"Saya pikir gagasan untuk menghalangi Putin menginvasi Ukraina, menghalangi dia oleh Amerika Serikat, akan membutuhkan komitmen pasukan militer AS, dan saya pikir itu akan berisiko konflik bersenjata dengan Rusia, yang tentu saja tidak akan saya sarankan," kata dia.

Lebih lanjut, Milley mengaku bahwa sanksi tidak sepenuhnya bisa mencegah agresi militer.

Namun, menurutnya, sanksi yang dijatuhkan AS dan sekutu berhasil membebankan biaya yang signifikan kepada Rusia.

"Tujuan sanksi adalah untuk membebankan biaya yang signifikan jika dia menyerang, biaya signifikan itu, sanksi yang dikombinasikan dengan kontrol ekspor, menghancurkan ekonomi Rusia saat kita berbicara," katanya.

Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden China Xi Jinping berfoto selama pertemuan mereka di Beijing, pada 4 Februari 2022. (Alexei Druzhinin / Sputnik / AFP)

Austin kemudian menambahkan, bahwa jika AS "menempatkan pasukan ke Ukraina untuk melawan Putin, ini akan menjadi cerita yang berbeda."

Invasi Rusia ke Ukraina memasuki hari ke-42 pada Rabu (6/4/2022) hari ini.

Berikut sejumlah peristiwa penting yang terjadi, dilaporkan Guardian:

- Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky memberikan laporan kepada Dewan Keamanan PBB tentang kekejaman pasukan Rusia dan menuntut para pemimpin Moskow diadili atas kejahatan perang.

- Presiden Ukraina juga mempertanyakan kemampuan dewan keamanan PBB untuk memberikan keamanan.

- Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, mengaku "tidak akan pernah melupakan gambaran mengerikan dari warga sipil yang terbunuh di Bucha".

- Organisasi HAM Ukraina mengatakan, 150 dan 300 mayat mungkin berada di kuburan massal di sebuah gereja di Bucha.

- Wali kota Bucha melarang pengungsi kembali ke rumah, karena masih ada ranjau di daerah itu setelah pasukan Rusia mundur.

- Di forum Dewan Keamanan PBB, India mengutuk pembunuhan warga sipil di Bucha dan menyerukan penyelidikan independen.

- Kremlin mengatakan tuduhan bahwa pasukan Rusia melakukan kejahatan perang dengan mengeksekusi warga sipil di Bucha adalah "pemalsuan" yang bertujuan untuk "merendahkan" tentara Rusia.

Sebuah gambar selebaran yang diambil dan dirilis pada 4 April 2022 oleh layanan pers kepresidenan Ukraina menunjukkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kedua kiri) mengunjungi kota Bucha, barat laut ibukota Ukraina, Kyiv. (Photo by UKRAINIAN PRESIDENTIAL PRESS SERVICE / AFP) (AFP/STR)

Baca juga: Tentara Wanita Ukraina yang Jadi Tawanan di Rusia Disiksa dan Dipaksa Ikut Buat Video Propaganda

Baca juga: Warga Bucha Ungkap Kronologi Pasukan Rusia Membunuh Keluarganya, Dobrak Rumah Lalu Seret ke Trotoar

- Sekjen NATO, Jens Stoltenberg, mengatakan pertemuan menteri luar negeri NATO dan G7 pada Rabu dan Kamis akan membahas pengiriman senjata canggih ke Ukraina.

- AS dan sekutunya merencanakan lebih banyak sanksi terhadap Rusia.

- Hampir 200 staf diplomatik Rusia diusir dari negara-negara Eropa minggu ini, buntut dugaan pembantaian warga sipil Ukraina.

- Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mendesak warga Rusia untuk tidak terpengaruh oleh propaganda Putin.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini