TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.
Berita internasional didominasi seputar invasi yang terjadi di Ukraina.
Terbaru, Kota Bucha yang baru saja diambil alih Ukraina ditemukan dalam kondisi menyedihkan, di mana puluhan hingga ratusan mayat tergeletak di pinggir jalan.
Komandan Rusia yang bertanggung jawab atas pembantaian itupun kini diburu.
Rusia bahkan membunuh kepala desa yang ada di kota tersebut.
Sementara itu, Pentagon berencana memesan dan mengirim 10 model terbaru drone Switchblade ke Ukraina yang dipersenjatai dengan hulu ledak penghancur tank.
Di sisi lain, kasus pemerkosaan 13 santriwati di Bandung rupanya menjadi sorotan media asing.
Berikut berita populer Internasional selengkapnya.
1. Perburuan Komandan Rusia yang Bertanggung Jawab atas Serangan Bucha, Nama Seorang Kolonel Diumumkan
Komandan Rusia yang bertanggung jawab atas pembantaian di Bucha telah diumumkan namanya oleh sumber-sumber Ukraina.
Dilansir Evening Standard, Letnan Kolonel Azatbek Omurbekov memimpin Brigade Senapan Bermotor Terpisah ke-64 yang menduduki Bucha, kota di wilayah Kyiv di mana para tentaranya diduga membantai penduduk setempat.
Bukti yang berkembang menunjukkan kekejaman di Bucha di mana perempuan dan anak-anak setempat dilaporkan dilecehkan dan ditembak.
Aktivis Ukraina dan detektif web dilaporkan telah mengidentifikasi keberadaan pasukan Omurbekov, yang biasanya berbasis di timur Rusia, dan sejumlah unit militer Rusia lainnya.
Kelompok relawan Tretya Sila melaporkan: "Di Bucha ada unit militer 51460 dari desa Knyaze-Volkonskoye, wilayah Khabarovsk."
"Sebentar lagi semua pembunuh, pemerkosa, dan penjarah ini akan diketahui namanya."
Baca juga: Zelensky: Saya Ingin Ibu dari Tentara-tentara Rusia Lihat Jasad Orang-orang yang Terbunuh di Bucha
Baca juga: Rusia Dituding Bantai Warga di Bucha, Saksi Mata: Tembakan Terkontrol Mengarah ke Kepala
Relawan InformNapalm menyebut Omurbekov adalah bagian dari unit 51460 dari Brigade Senapan Bermotor Terpisah ke-64.
Juga di kota itu, menurut pihak Ukraina, ada pasukan dari beberapa unit Rusia lainnya, meskipun sejauh ini tidak ada komandan lain yang disebutkan namanya.
Apa yang Terjadi di Bucha?
Ukraina menuduh tentara Rusia telah melakukan "pembantaian" di Bucha, sebuah kota di barat laut Kyiv yang baru-baru ini direbut kembali oleh pasukan Ukraina.
2. Dikelilingi Ranjau, Relawan Ukraina Temukan Mayat di Ruang Bawah Tanah: Kami Beruntung Masih Hidup
Pejabat di di Ukraina menyebut pasukan tentara Rusia telah membunuh kepala desa di Ukraina.
Tak hanya sang kepala desa, keluarganya ditemukan terkubur seperti dikutip dari BBC pada Selasa (5/4/2022).
Adapun penemuan mayat di Kota Bucha, dekat Ibu Kota Kyiv, mengungkap sejumlah fakta.
Di ruang bawah tanah sebuah bangunan yang pernah menjadi pusat komunitas anak-anak, lima mayat tergeletak di tanah, tangan mereka terikat di belakang punggung.
Beberapa ditembak di kepala, yang lain di dada.
Baca juga: Ukraina Tertarik Lakukan Investigasi Transparan atas Kejahatan Perang Rusia
Mereka belum diidentifikasi, tetapi pejabat Ukraina mengatakan orang-orang itu disandera oleh tentara Rusia dan dieksekusi.
"Kami mendengar mereka ditembak," kata Vlad, seorang sukarelawan yang membawa mayat-mayat itu dari ruang bawah tanah.
"Kami mendengar ranjau meledak di daerah itu. Di sekitar kami ada ranjau. Kami beruntung kami masih hidup."
Vlad menceritakan, mendengar seorang suami memanggil istrinya yang pergi ke jalan untuk mengambil air, lalu serangkaian tembakan. Kemudian dia menemukan suami dan istri sudah meninggal.
"Saya dapat menceritakan banyak hal kepada Anda, tetapi saya tidak mau," katanya. "Aku ingin melupakan mereka."
3. Mengenal Drone Switchblade 'Si Tank-Killer' yang Bakal Dikirim AS ke Ukraina
Pentagon berencana memesan dan mengirim 10 model terbaru drone Switchblade ke Ukraina yang dipersenjatai dengan hulu ledak penghancur tank, menurut dua sumber yang mengetahui hal ini.
Sebelumnya, AS telah mengumumkan pengiriman drone serupa namun dengan versi yang lebih rendah dari ini.
Dilaporkan Bloomberg pada Selasa (5/4/2022), Switchblade 600 termasuk dalam bantuan militer senilai $300 juta untuk Ukraina yang diumumkan Pentagon pada Jumat lalu.
Drone yang akan dikirim merupakan pesanan baru, alih-alih mengambil dari stok yang telah ada, jelas sumber.
Baca juga: BERITA FOTO: Presiden Ukraina Blusukan Pakai Rompi Antipeluru dan Dikawal Ketat Pasukan Bersenjata
Baca juga: Detik-detik Sukhoi-35 Rusia Rontok Tersengat Rudal Ukraina, Jet Tempur Ini Nyaris Dibeli Indonesia
Pada 16 Maret lalu, Gedung Putih mengatakan akan memasok 100 drone sebagai bagian dari paket bantuan senjata dan perlengkapan militer senilai $800 juta.
Namun versi yang dimaksud saat itu adalah Switchblade 300 seberat 2,5 kg yang dirancang untuk menyerang personel serta kendaraan ringan.
Versi ini dapat terbang sekitar 10 km dan berkeliaran di atas target selama 15 menit, menurut informasi dari pabrikan AeroVironment Inc.
Sementara itu, model terbaru yang diproduksi pabrik di Simi Valley California, memiliki berat sekitar 50 pon.
Switchblade 600 dapat terbang lebih dari 39 km dalam 40 menit.
Drone ini menyerang dengan kecepatan (185 km/jam), membawa hulu ledak anti-armor Javelin yang dirancang untuk menetralisir kendaraan lapis baja.
4. Media Asing Soroti Herry Wirawan yang Divonis Hukuman Mati, Bahas Perilaku Bejat Predator Seksual
Terdakwa rudapaksa 13 santriwati di Kecamatan Cibiru, Kota Bandung, Jawa Barat, Herry Wirawan, telah dijatuhi vonis hukuman mati oleh Pengadilan Tinggi Bandung.
Putusan vonis hukuman mati untuk Herry ini dibacakan dalam sidang yang digelar di PT Bandung, Senin (4/4/2022).
"Menerima permintaan banding dari jaksa/penuntut umum."
"Menghukum terdakwa oleh karena itu dengan pidana mati," ucap hakim PT Bandung, Herri Swantoro sebagaimana dokumen putusan yang diterima, Senin, dikutip dari Tribun-Jabar.id.
Putusan itu merupakan perbaikan dari putusan Pengadilan Negeri Bandung yang sebelumnya memvonis Herry Wirawan hukuman seumur hidup.
Baca juga: Profil Herri Swantoro, Hakim PT Bandung yang Jatuhkan Vonis Hukuman Mati pada Herry Wirawan
Baca juga: Anggota DPR: Herry Wirawan Pantas Terima Hukuman Mati Karena Rusak Masa Depan Korbannya
Vonis hukuman mati yang dijatuhkan pada Herry, menjadi sorotan sejumlah media asing, seperti AFP, Independent, hingga Reuters.
Dalam artikelnya, AFP memberi judul Guru Indonesia Dihukum Mati karena Memperkosa 13 Siswa.
Media asal Prancis ini juga membahas kronologi aksi rudapaksa yang dilakukan Herry.
"Dalam persidangan sebelumnya, terungkap bahwa Wirawan telah memperkosa para siswi -- banyak dari keluarga miskin dan bersekolah dengan beasiswa -- selama lima tahun. Dia juga menghamili setidaknya delapan dari mereka," tulis AFP.
Judul serupa juga ditulis Reuters dan Independent.
(Tribunnews.com)