News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

POPULER Internasional: 2 Putri Putin Terancam Sanksi AS | Kekacauan Akibat Lockdown di Shanghai

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Inza Maliana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Berita populer internasional, di antaranya dua putri Presiden Rusia Vladimir Putin terancam menghadapi sanksi dari Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS).

TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.

Dua putri Presiden Rusia Vladimir Putin terancam menghadapi sanksi dari Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS), menyusul tuduhan kejahatan perang terhadap pasukan Rusia.

Di Bucha, seorang warga menceritakan kronologi bagaimana pasukan Rusia membunuh keluarganya.

Sebanyak 15 tentara wanita Ukraina yang ditangkap pasukan Rusia juga menjadi sasaran penyiksaan dan perlakuan buruk di tahanan.

Sementara itu, strategi zero-Covid yang diterapkan China memicu kekacauan di Shanghai.

Pasian Covid-19 kesulitan mendapatkan makanan dan air setelah dibawa ke pusat karantina terpusat.

Selengkapnya, berikut berita populer internasional dalam 24 jam terakhir.

1. Sosok Katerina dan Mariya, Dua Putri Putin yang Terancam Kena Sanksi AS, Mantan Penari Akrobatik

Dua putri Presiden Rusia Vladimir Putin terancam menghadapi sanksi dari Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS), menyusul tuduhan kejahatan perang terhadap pasukan Rusia.

Katerina Tikhonova (35) dan Mariya Vorontsova (36) dilaporkan masuk dalam daftar target sanksi lanjutan terhadap Rusia.

Diketahui, oligarki, politisi, dan tokoh berpengaruh dalam lingkaran dalam Presiden Putin terimbas sanksi Barat, buntut invasi ke Ukraina.

Dilansir Evening Standard, aset milik kedua putri Putin di Uni Eropa terancam dibekukan.

Baca juga: Menlu Retno Marsudi: 32 WNI Pilih Tetap Tinggal di Ukraina

Baca juga: Oligarki Rusia Merana, Aset dan Keluarganya ikut Jadi Target Sanksi Barat, Ini Daftarnya

Presiden Rusia Vladimir Putin terlihat selama konferensi pers setelah pertemuan dengan Presiden Prancis di Moskow, (7 Februari 2022). Upaya internasional untuk meredakan kebuntuan atas Ukraina diintensifkan dengan Presiden Prancis mengadakan pembicaraan di Moskow dan Kanselir Jerman di Washington untuk mengkoordinasikan kebijakan sebagai ketakutan akan invasi Rusia meningkat. (Thibault Camus/ POOL/ AFP) (AFP/THIBAULT CAMUS)

Mereka juga akan dikenai larangan perjalanan.

Semua sanksi ini dijatuhkan, menyusul laporan adanya dugaan pembantaian warga sipil di Bucha oleh pasukan Rusia yang sempat menguasai wilayah itu.

Duta besar Uni Eropa dilaporkan menandatangani proposal sanksi pada Rabu (6/4/2022) ini.

Putri pertama Presiden Rusia, Mariya Vorontsova, bekerja dalam proyek investasi perawatan kesehatan.

Sedangkan saudaranya, Katerina Tikhonova, merupakan kepala institut kecerdasan buatan di Universitas Negeri Moskow.

Tidak jelas apakah keduanya memiliki aset di luar Rusia.

BACA SELENGKAPNYA >>>

2. Warga Bucha Ungkap Kronologi Pasukan Rusia Membunuh Keluarganya, Dobrak Rumah Lalu Seret ke Trotoar

Seorang warga Bucha bernama Volodymyr Abramov (72) menceritakan kepada BBC, bagaimana kronologi pasukan Rusia membunuh keluarganya, tepatnya sang menantu bernama Oleg Abramov (40), Selasa (5/4/2022).

Kronologi itu bermula saat Volodymyr sedang berada di rumah bersama putrinya, Iryna Abramov (48), dan suaminya Oleg.

Tiba-tiba, pasukan Rusia datang dan mendobrak pintu gerbang depan rumah mereka.

Pasukan Rusia kemudian melepaskan tembakan lalu menyeret ketiganya ke halaman rumah.

Baca juga: FAKTA Dugaan Pembantaian Warga di Bucha, Ada 300 Mayat Ditemukan hingga Biden Minta Putin Diadili

Setelah itu, pasukan Rusia membawa Oleg keluar melewati gerbang menuju ke trotoar jalan.

Volodymyr bercerita, setelah pasukan Rusia membawa Oleg, mereka kemudian melemparkan granat ke dalam rumahnya melalui pintu depan.

Sontak, rumah Volodymyr meledak dengan suara dentuman yang cukup memekakkan telinga hingga membakar rumahnya.

Volodymyr berusaha mati-matian untuk memadamkan api di rumahnya yang berada di pinggiran kota Kyiv, Bucha.

Seorang pria berjalan di jalan dengan beberapa mayat tergeletak di jalan di Bucha, barat laut Kyiv, saat Ukraina mengatakan pasukan Rusia sedang "mundur cepat" dari wilayah utara sekitar Kyiv dan kota Chernigiv , pada 2 April 2022. - Mayat setidaknya 20 pria berpakaian sipil ditemukan tergeletak di satu jalan Sabtu setelah pasukan Ukraina merebut kembali kota Bucha dekat Kyiv dari pasukan Rusia, kata wartawan AFP. (AFP/RONALDO SCHEMIDT)

Ia mengambil alat pemadan api kecil dan mencoba untuk memadamkan api meskipun ia merasa akan sia-sia.

"Di mana Oleg? Oleg akan membantu!" teriak Volodymyr pada putrinya.

BACA SELENGKAPNYA >>>

3. Tentara Wanita Ukraina yang Jadi Tawanan di Rusia Disiksa dan Dipaksa Ikut Buat Video Propaganda

Sebanyak 15 tentara wanita Ukraina yang ditangkap pasukan Rusia menjadi sasaran penyiksaan dan perlakuan buruk di tahanan.

Dikatakan Komisaris Parlemen Ukraina untuk Hak Asasi Manusia, Lyudmyla Denisova, 15 wanita itu termasuk di antara 86 tentara yang dibebaskan dari tahanan Rusia pada Jumat (1/4/2022).

Setelah penangkapan mereka oleh pasukan Rusia, para wanita itu dibawa ke Belarus dan kemudian ke pusat penahanan pra-ajudikasi di Bryansk, Rusia.

"Di tahanan itu mereka disiksa dan diancam," kata Denisova seperti dikutip CNN.

Menurut Denisova, mereka telah ditelanjangi di hadapan pria, dipaksa berjongkok, dan memotong rambut mereka.

Baca juga: UPDATE Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-42, Berikut Ini Sejumlah Peristiwa yang Terjadi

Baca juga: Di Hadapan DK PBB, Presiden Ukraina: Pembantaian Bucha Hanyalah Satu dari Banyak Contoh

Mereka juga diinterogasi dalam upaya mematahkan semangat mereka sebagai tentara.

Beberapa di antara mereka dipaksa untuk mengambil bagian dalam pembuatan film video propaganda Rusia.

Lebih lanjut, Denisova mengatakan tindakan Rusia merupakan pelanggaran Pasal 13 Konvensi Jenewa terkait Perlakuan terhadap Tawanan Perang.

Pasal 13 menyatakan bahwa tawanan perang harus setiap saat diperlakukan secara manusiawi.

"Saya menyerukan kepada Komisi PBB untuk Investigasi Pelanggaran Hak Asasi Manusia dari Invasi Rusia ke Ukraina dan misi ahli yang dibentuk oleh negara-negara peserta OSCE di bawah Mekanisme Moskow untuk mempertimbangkan pelanggaran hak-hak tawanan perang Ukraina ini," kata Denisova.

BACA SELENGKAPNYA >>>

4. Shanghai Perpanjang Lockdown, Warga Kesulitan Dapatkan Makanan dan Air

Strategi zero-Covid yang diterapkan China memicu kekacauan di Shanghai.

Dilaporkan NZ Herald, pasian Covid-19 kesulitan mendapatkan makanan dan air setelah dibawa ke pusat karantina terpusat.

Otoritas setempat kini memperluas lockdown kota berpenduduk 26 juta jiwa itu pada Selasa (5/4/2022).

Sebelumnya, Shanghai mengadopsi pendekatan lockdown bertahap.

Awalnya, sisi timur Sungai Huangpu dilockdown antara 28 Maret dan 1 April, kemudian sisi barat mengikuti selama empat hari.

Tetapi pendekatan itu tidak berhasil karena jumlah kasus terus meningkat.

Di bawah lockdown terbaru ini, warga tidak diizinkan meninggalkan rumah mereka dengan alasan apa pun selain untuk dites Covid-19, Al Jazeera melaporkan.

Polisi dan pekerja terlihat mengenakan pakaian pelindung di sebelah beberapa area yang dikunci setelah deteksi kasus baru covid-19 di Shanghai pada 14 Maret 2022. (Photo by Hector RETAMAL / AFP) (AFP/HECTOR RETAMAL)

Mereka juga harus bergantung pada pejabat kota untuk makanan dan persediaan dasar.

Video yang dibagikan di media sosial Weibo menunjukkan sejumlah orang memborong kebutuhan dasar setelah mereka dipindahkan ke fasilitas karantina.

Baca juga: Tes Covid-19 Massal 25 Juta Warga, Shanghai Kerahkan 2.000 Tentara dan Pesawat Militer

Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, China Lockdown Kota Shanghai Secara Bergiliran

Mereka ditempatkan di sebuah sekolah di distrik Nanhui.

BACA SELENGKAPNYA >>>

(Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini