Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, VILNIUS - Presiden Lithuania Gitanas Nausėda meminta mitranya meningkatkan dukungan untuk Ukraina, melarang ekspor minyak dan gas Rusia, serta menjatuhkan sanksi pada semua bank Rusia.
"Lithuania menyerahkan senjata pertahanan kepada angkatan bersenjata Ukraina, saya berharap dengan cara ini Ukraina akan semakin dekat dengan kemenangan dan perdamaian. Saya meminta sekutu dan mitra kami untuk meningkatkan dan mempercepat dukungan mereka untuk Ukraina dengan menyediakan senjata," kata Nausėda.
Pernyataan itu ia sampaikan saat briefing bersama dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Presiden Polandia Andrzej Duda, Presiden Estonia Alar Karis, Presiden Latvia Egils Levits di Kiev pada 13 April kemarin.
Dikutip dari laman Ukrinform, Kamis (14/4/2022), Nausėda menyambut baik upaya diplomatik namun ia menekankan bahwa masa depan Ukraina akan diputuskan di medan perang.
Ia juga mencatat pentingnya bantuan ekonomi, keuangan dan kemanusiaan.
Selain itu, dirinya turut menyerukan larangan minyak dan gas Rusia serta pengenaan sanksi terhadap semua bank Rusia.
"Tidak bisa menunggu satu atau dua tahun. Orang Ukraina menderita dan mati setiap hari, anak-anak, wanita, orang tua. Kita harus berhenti mendanai perang Putin," kata Nausėda.
"Selama bertahun-tahun, Lithuania hanya memiliki satu sumber gas, dan itu adalah Rusia. Kami berhasil memutuskan hubungan energi dengan agresor, dan saya percaya bahwa seluruh Eropa akan dapat melakukan hal yang sama. Ini adalah masalah politik. Ukraina milik Uni Eropa (UE) dan Lithuania akan mendukung proses integrasi sampai Ukraina 'duduk di sebelah Brussels (UE)'," tegas Nausėda.
Baca juga: Serangan Siber Rusia Berusaha Matikan Jaringan Energi Ukraina
Sebelumnya pada 13 April atau Rabu kemarin, Presiden Polandia Andrzej Duda, Presiden Estonia Alar Karis, Presiden Lithuania Gitanas Nausda, dan Presiden Latvia Egils Levits tiba di Kiev, Ukraina melakukan pertemuan.
Para pemimpin itu mengunjungi daerah-daerah di wilayah Kiev untuk melihat dengan 'mata kepala sendiri' terkait konsekuensi dari kejahatan perang Rusia.