"Azovstal siap untuk perlawanan sengit," kata Vershynin.
Baca juga: Ratusan Ribu Warga Terkepung, Wakil PM Ukraina Meminta Rusia Buka Koridor Evakuasi dari Mariupol
Baca juga: Kroni Presiden Putin Minta Rusia dan Ukraina Menukarnya dengan Penduduk Mariupol yang Terkepung
"Di sini mereka (pembela) sadar apa nasib mereka, tapi tidak ada yang akan menyerah. Kemarin mereka (Rusia) menawari kami 'koridor', mereka ingin kami pergi tanpa senjata, melalui titik penyaringan, dan kemudian menyerah."
"Mereka dikirim ke arah yang sama dengan kapal perang Rusia. Tidak ada yang menyetujui ini. Tidak ada yang akan pergi tanpa senjata," tambah Vershynin.
Komunikasi di kota terbatas, dan CNN menghubungi Vershynin melalui suara dan pesan teks.
Vershynin menggambarkan situasi di pabrik Azovstal, di mana warga sipil berlindung dari penembakan.
"Mereka (warga sipil) telah membangun kehidupan mereka di sana, menyediakan makanan dan air untuk diri mereka sendiri," katanya.
"Militer kadang-kadang membantu. Orang-orang ini tidak mau dan masih tidak mau keluar. Mereka sadar bahwa mereka memiliki lebih banyak kesempatan untuk tetap hidup di sini. Tapi ini sampai saat Federasi Rusia mulai mengancam untuk menggunakan serangan udara."
Vershinyn menegaskan kota itu ditutup oleh Rusia, tetapi pintu masuk ke kota mungkin terbuka di tepi kiri di sebelah timur kota.
Jalan yang menghubungkan Mariupol dengan Zaporizhzhia dan Berdiansk diblokir karena pertempuran yang sangat serius, jelas Vershinyn.
Baca juga artikel lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Ca)