TRIBUNNEWS.COM, MALMO - Rasmus Paludan, pemimpin partai sayap kanan Denmark, Stram Kurs, menuai kecaman keras karena aksinya membakar Al-Qur'an di wilayah yang banyak dihuni warga Muslim di Swedia.
Aksi provokatif Paludan ini kali pertama, karena dia pernah melakukan aksi serupa tiga tahun lalu.
Siapa sebenarnya Rasmus Paludan?
Dikutip dari BBC, Paludan dikenal sebagai seorang pengacara dan YouTuber dan diketahui pernah dihukum karena kasus penghinaan rasial.
Pada tahun 2019, ia membakar Alquran yang dibungkus dengan daging babi dan akunnya diblokir selama sebulan oleh Facebook setelah memuat postingan yang mengaitkan kebijakan imigrasi dan kriminalitas.
Baca juga: Tiga Orang Terluka akibat Kericuhan yang Dipicu Pembakaran Al-Quran di Swedia
Pada November 2020, Paludan ditangkap di Prancis dan dideportasi.
Lima aktivis lainnya ditangkap di Belgia tak lama setelah itu, dituduh ingin "menyebarkan kebencian" dengan membakar Alquran di Brussels.
Pada 2020 pula dia dilarang masuk ke Swedia selama dua tahun terkait aksi pembakaran Alquran di Malmo.
Pada Sabtu lalu (18/04), salah satu demonstrasinya dipaksa pindah dari distrik Landskrona ke tempat parkir terpencil di Malmo selatan, tetapi sebuah mobil mencoba menerobos barikade penghalang.
Pengemudinya ditangkap dan Paludan kemudian membakar Alquran. Aksi itu juga dilakukan Paludan hari Kamis sebelumnya di sebuah alun-alun di Kota Linkoping, mengabaikan protes dari sejumlah orang yang lewat.
Tur Paludan dan kelompoknya itu telah memicu beberapa bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa yang kontra dengannya di penjuru Swedia dalam beberapa hari terakhir.
Pada hari Kamis dan Jumat lalu, sekitar 12 petugas polisi terluka dalam bentrokan tersebut.
Iran dan Indonesia kecam keras
Pemerintah Iran mengeluarkan reaksi keras atas apa yang terjadi di Swedia.
Sejumlah saluran televisi Iran mengutip Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Saeed Khatibzadeh yang mengutuk "penghinaan atas perasaan umat Muslim" di Swedia dan di seluruh dunia.
Juru Bicara Pemerintah Iran Ali Bahadori Jahromi juga mengatakan bahwa "kebebasan berekspresi telah menjadi alat untuk memicu ekstremisme dan rasisme di Barat".
Sementara Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Luar Negeri, juga mengecam aksi Paludan dan kelompoknya.
"Menggunakan argumentasi kebebasan berekspresi untuk melecehkan agama dan kepercayaan satu kelompok adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab dan terpuji," kata Kemenlu RI dalam sebuah pernyataan di situs web resminya.
Bentrokan di Swedia
Kepolisian Swedia telah menangkap 26 orang setelah terjadi bentrokan pada akhir pekan lalu antara polisi dan pengunjuk rasa yang menentang rencana kelompok sayap kanan untuk membakar Al Quran.
Dalam sebuah pernyataan pada Senin (18/4/2022), Polisi Swedia mengungkap, delapan orang ditangkap di Kota Norrkoping dan 18 orang ditahan di kota tetangga Linkoping.
Pada Minggu (17/4/2022), bentrokan pecah di kedua kota untuk kedua kalinya dalam empat hari atas unjuk rasa oleh kelompok garis keras anti-imigrasi dan anti-Islam, yang dipimpin oleh politisi Denmark-Swedia Rasmus Paludan.
Polisi mengatakan petugas melukai tiga orang setelah melepaskan tembakan peringatan selama bentrokan pada hari Minggu.
Paludan, seorang pengacara dan seorang YouTuber yang berniat untuk mencalonkan diri dalam pemilihan legislatif Swedia pada September tetapi belum memiliki jumlah tanda tangan yang diperlukan untuk mengamankan pencalonannya, saat ini sedang dalam "tur" ke Swedia.
Pria berusia 40 tahun itu mengunjungi lingkungan dengan populasi Muslim yang besar di mana dia ingin membakar salinan kitab suci Al Quran saat umat Islam merayakan bulan suci Ramadhan.
Di Malmo, tempat dia membakar Al Quran pada Sabtu (16/4/2022), kebakaran terjadi di sebuah sekolah semalam, menurut para pejabat.
Demonstrasi Garis Keras telah memicu beberapa bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa kontra di seluruh negara Skandinavia dalam beberapa hari terakhir.
Potret kerusuhan di Swedia
Kerusuhan terjadi di beberapa kota di Swedia sejak Kamis 14 April 2022 lalu yang dipicu aksi pembakaran Al-Quran oleh kelompok sayap kanan anti-Islam.
Kelompok sayap kanan Stram Kurs yang dipimpin Rasmus Paludan melakukan provokasi dengan melakukan tur pembakaran Al-Quran di wilayah mayoritas muslim di Swedia.
Aksi tersebut memicu kemarahan sejumlah orang yang melakukan protes dan terlibat bentrokan berhari-hari dengan kepolisian. Pada Minggu 17 April 2022, polisi menyatakan sejumlah orang terluka termasuk 12 petugas.
Kelompok anti-Islam menyiarkan secara langsung video streaming Rasmus Paludan membakar Alquran di berbagai kota di Swedia dan berencana terus menggelar aksi serupa.
Pemerintah Swedia tidak melarang aksi yang dilakukan Rasmus Paludan dan kelompoknya dengan alasan kebebasan berekspresi. Polisi Swedia juga terlihat mengawal Paludan saat dia membakar Al-Quran.