Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Seorang wanita dilecehkan seksual, dicolek diraba bagian sensitifnya di dalam kereta. Itulah Chikan, pencabulan. Belum lama ini tertangkap pelaku chikan. Wanita memencet aplikasi Digi Police yang langsung bersuarakan keras "Yamete Kudasai" (Red.: Tolong Hentikan!).
Aplikasi pencegahan kejahatan Departemen Kepolisian Metropolitan Digi Police sejak 2016 telah diperbarui bulan April 2022 ini selama musim pendaftaran dan perekrutan untuk memberi tahu pendaftar tentang informasi kriminal seperti informasi orang mencurigakan setempat, penganiayaan, dan status panggilan dari kelompok kriminal untuk penipuan.
Fungsi diperlengkap seperti memudahkan orang-orang di sekitar kita untuk membantu para korban pencabulan di dalam kereta telah ditambahkan. "Aku ingin kamu menggunakannya untuk keselamatanmu sehari-hari," ungkap seorang polisi yang sedang menyebarkan pamflet mengenai Digi Police di Shinjuku baru-baru ini.
Pada aplikasi tersebut kini menambahkan informasi pemberitahuan area sehingga kalau difungsikan polisi mengetahui lokasi terjadinya chikan (pencabulan) tersebut dengan segera.
Seorang wanita disentuh oleh seorang pria saat lewat di jalan Takamatsu 2-chome, Toshima-ku, sekitar pukul 14:00 pada tanggal 12 April 2022.
Lalu tanggal 11 April, sekitar pukul 17:30, Tokiwadai 2, Itabashi-ku ada pula seorang siswa sekolah dasar sedang bermain di taman di Chome No. 20, seorang pria memanggil nya.
"Jika Anda mengunduh Digipolice ke ponsel dan mendaftarkan informasi yang ingin Anda ketahui (perampokan, setan jalanan, orang mencurigakan yang menargetkan anak-anak, serta lainnya dapat dilakukan saat ini, sehingga orang lain juga bertambah informasinya mengenai daerah-daerah bahaya di Jepang," tambahnya.
Informasi tentang keamanan rinci daerah dikatakan telah diterima dengan baik oleh generasi pengasuhan anak dan rumah tangga lanjut usia. Salah satu pengguna mengatakan, "Kami telah mendaftarkan tiga area, seperti sekolah anak-anak SD dan sekolah khusus lainnya. Hal ini sempat membuat pikiran kami dulu jadi stres."
Informasi keluar termasuk area di mana kelompok penipuan khusus menelepon secara intensif dan kejahatan seperti penjambretan. Selain itu, "fungsi notifikasi area" baru telah ditambahkan yang secara otomatis memberi tahu informasi pencegahan kejahatan ketika melewati area rawan kejahatan setelah mengizinkan otoritas informasi lokasi.
Tindakan terhadap penganiayaan juga telah diperkuat.
Sampai sekarang, ketika menekan tanda "Tolak Penganiaya" di aplikasi, kata-kata "Saya korban penganiayaan. Tolong bantu saya."
Hal itu ditampilkan pada layar ponsel dan bisa diperlihatkan ke sekelilingnya yang membaca diharapkan membantunya.
Namun, ada suara yang mengatakan, "Saya tidak bisa dengan tenang meminta bantuan ketika saya dilecehkan."
Lalu orang yang melihat akan menampilkan juga pada layar ponselnya. "Apakah kamu tidak apa-apa" secara diam-diam agar tak terdeteksi tersangka untuk mendahului konfirmasi kepada korban.
Active bystander adalah ide dasar untuk mencegah pihak ketiga yang mengalami kerusakan seksual menjadi bystander yang berpura-pura tidak melihat, dan dengan menunjukkan layar ini kepada saksi, korban akan merasa "tidak sendiri".
Tujuannya kemudian untuk mengevakuasi korban ke tempat lain. Itulah salah satu fungsi aplikasi tersebut, saling baca lewat layar ponsel sehingga bisa dibantu pula oleh orang lain. Namun kalau dipencet, "Tolong hentikan!" dengan suara keras, ada kemungkinan keengganan juga memencet aplikasi tersebut oleh wanita Jepang sehingga komunikasi diam-diam lewat bacaan di layar ponsel.
Koji Watanabe, kepala Divisi Keselamatan dan Urusan Umum Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo, mengatakan, "Sulit bagi orang-orang di sekitar kita untuk berbicara di kereta. Saya berharap menggunakan fungsi tersebut akan mengurangi rintangan untuk bertindak."
Digipolice diperkenalkan pada tahun 2016, dan pada akhir Maret tahun ini, sekitar 470.000 unduhan telah dilakukan.
Ada pula konten pembelajaran untuk menghindari penipuan khusus, investigasi publik, dan Twitter dari Departemen Keamanan Kehidupan Departemen Kepolisian Metropolitan. Juga diposting adalah "fitur khusus pencegahan kejahatan kehidupan baru" yang disesuaikan dengan musim penerimaan / perekrutan, yang "mengajarkan" langkah-langkah keamanan untuk rumah. Seorang eksekutif Departemen Kepolisian Metropolitan berkata, "Saya ingin Anda menggunakannya secara luas."
Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.