TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Empat petinggi perusahaan gas Rusia dilaporkan tewas.
Kematiannya meninggalkan misteri.
Keempatnya dilaporkan bunuh diri.
Namun muncul spekulasi mereka dibunuh.
Presiden Rusia Vladimir Putin ditakutkan mulai melakukan 'pembersihan' di lingkaran terdekatnya.
Namun sumber dari Rusia termasuk mantan petinggi Badan Keamanan Rusia (FSB) melalui saluran Telegram melihat keempatnya tewas mencurigakan.
Gennady Gudkov, mantan petinggi FSB yang kini menjadi pengkritik Putin, menegaskan adanya kesamaan dari kematian keempat petinggi itu, dan juga keluarganya.
“Jangan biarkan 'tikus' melarikan diri. Mereka mungkin akan berbicara,” ujar Gudkov dikutip dari Daily Star, Sabtu (23/4/2022).
Baca juga: Penampilan Terbaru Vladimir Putin Dinilai Aneh, Termasuk Gerakan Tangan dan Kakinya Jadi Sorotan
“Jika kita memahami bahwa rezim terlibat dalam penghapusan lawan dan musuh, lalu mengapa mereka tidak berurusan dengan pihak yang dianggap pengkhianat dan telah melarikan diri dari sistem?!” tambahnya.
Ia pun menegaskan banyak kasus kematian yang mencurigakan sebagai sebuah penyelesaian.
Tuduhan Guidkov muncul setelah adanya kecurigaan terkait bunuh diri yang dilakukan Sergey Protosenya, mantan wakil ketua Novotek, perusahaan yang dekat dengan Kremlin.
Istri Protosenya, Natalia, dan putri remaja mereka, Maria, diduga lebih dulu ditusuk hingga mati oleh Protosenya.
Seperti dilaporkan Moskow, Protosenya dikenal memiliki keluarga yang bahagia.
Sebuah sumber mengatakan ia tak percaya Protosenya akan membunuh keluarganya sendiri.
Beberapa hari sebelumnya, Vladislav Avayev, mantan presiden Gazprom dan mantan pejabat Kremlin, ditemukan tewas di griya tawangnya di Moskow.
Istrinya, Yelena, dan putri mereka, Maria juga ditemukan tewas bersamanya.
Kedua kasus ini dilabeli sebagai mencurigakan dan dipercaya telah direkayasa sebagai tindakan bunuh diri, meski investigasi masih dilakukan.
Kedua insiden tersebut diyakini disatukan oleh bekas tempat kerja para korban, yakni keduanya terhubung dalam lingkaran dalam Putin.
Selain keduanya, dua pemimpin terkenal pabrik gas Rusia lainnya juga ditemukan tewas tahun ini.
Jasad Alexander Tyulakov, pejabat keamanan setara dengan level wakil direktur jenderal ditemukan pada 25 Februari, atau sehari setelah penyerangan Rusia ke Ukraina dimulai.
Ia ditemukan tergantung di rumahnya, namun laporan mengungkapkan ia dipukuli sebelum bunuh diri, yang membuat spekulasi kian berkembang.
Tiga pekan sebelumnya, Kepala Transportasi Gazprom Invest, Leonid Shulman juga ditemukan tewas dengan sejumlah luka tusuk, di kamar mandinya.
Ancam Pengkhianat
Pada Maret 2022 lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, para pengkhianat akan dilepeh layaknya serangga.
Peringatan tersebut disampaikan Ptuin ketika berbicara dengan para menteri Rusia pada Rabu (16/3/2022) mengenai invasinya di Ukraina, Reuters melaporkan.
Dilansir The Hill, ribuan orang Rusia telah ditangkap karena memprotes invasi Moskwa ke Ukraina.
Terbaru, Putin menuturkan bahwa menyingkirkan para pembelot akan memperkuat negara. Dia menambahkan, upaya tersebut juga merupakan pembersihan.
“Saya yakin bahwa pembersihan diri masyarakat yang alami dan perlu ini hanya akan memperkuat negara kita, solidaritas, kohesi, dan kesiapan kita untuk menghadapi tantangan apa pun,” kata Putin, menurut Reuters.
Awal Maret, Putin menandatangani undang-undang yang menghukum pihak-pihak yang menyebarkan “berita palsu” mengenai “operasi militer” di Ukraina.
Karena undang-undang tersebut, banyak media di Rusia menghentikan operasi atau menyesuaikan dengan peraturan terbaru untuk melindungi jurnalis mereka.
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada Reuters bahwa orang-orang yang meninggalkan pekerjaan atau negara karena invasi adalah pengkhianat.
"Mereka sendiri menghilang dari kehidupan kita. Beberapa orang meninggalkan pos mereka, beberapa meninggalkan kehidupan kerja aktif mereka, beberapa meninggalkan negara dan pindah ke negara lain. Begitulah pembersihan ini terjadi," kata Peskov.
Sumber: Daily Star/Reuters/Kompas.TV