Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MARIUPOL - Sejauh ini belum ada kesepakatan yang dicapai antara Ukraina dan Rusia untuk mengevakuasi orang-orang dari kota Mariupol yang terkepung.
Pernyataan tersebut disampaikan Penasihat Kepala Kantor Presiden Ukraina Mykhailo Podoliak selama telethon.
Dikutip dari laman Ukrinform, Kamis (28/4/2022), menurut Podoliak, konflik yang terjadi di Mariupol dan pernyataan Rusia tentang perebutan kota oleh pasukan Rusia adalah hal yang tidak benar.
Ia pun menegaskan bahwa Rusia saat ini masih terus berupaya melancarkan serangan artileri udara dan roket ke pabrik Azovstal.
"Sayangnya, sampai hari ini, kami tidak dapat melakukan pembicaraan dengan delegasi Rusia di Mariupol atau membuka koridor kemanusiaan menuju Zaporizhzhia untuk mengevakuasi warga kami. Upaya Presiden Turki (Recep Tayyip Erdogan) untuk mengatur koridor kemanusiaan dan mengevakuasi orang melalui Laut Azov juga tidak berhasil," kata Podoliak.
Baca juga: Buntut Rusia Stop Aliran Gas, Kota-kota di Polandia Mulai Krisis Elpiji
Podoliak kemudian menekankan, penghancuran total kota Mariupol, pabrik Azovstal dan mereka yang tinggal di sana tampaknya merupakan hal yang ingin dicapai Rusia.
Perlu diketahui bahwa lebih dari 1.000 warga sipil dan prajurit Ukraina, termasuk sekitar 500 yang terluka, masih berada di dalam pabrik Azovstal yang berbasis di Mariupol.
Baca juga: Suplai Gas Dihentikan, Polandia Ajak Seluruh Negara Eropa Boikot Gas Rusia
Pihak Ukraina pun menuntut agar Rusia segera memastikan koridor kemanusiaan, sehingga evakuasi bisa dilakukan.