News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

AS Menentang Undangan Jokowi untuk Putin Hadir di KTT G20: Rusia Tidak Harus Jadi Bagian dari KTT

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden RI Joko Widodo dan Presiden Rusia Vladimir Putin. - AS menentang keputusan Jokowi untuk mengundang Putin hadir dalam KTT G20.

TRIBUNNEWS.COM - Indonesia telah mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin ke KTT Kelompok Dua Puluh (G20) pada November 2022, mendatang.

Presiden Indonesia, Joko Widodo juga mengundang Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk KTT G20, Jumat (29/4/2022).

Indonesia, yang memegang kursi kepresidenan G20 tahun ini, telah berada di bawah tekanan berat dari Barat, yang dipimpin oleh Amerika Serikat untuk mengecualikan Rusia setelah invasinya ke Ukraina.

Meski begitu, Jokowi berpendapat bahwa ia tidak memihak kepada salah satu dari mereka.

“Saya telah mengundang Presiden Zelenskyy untuk menghadiri KTT G20,” kata Jokowi, sebagaimana dikutip dari CNA.

Indonesia menunjukkan bahwa kompromi telah dicapai menyusul tekanan dari Presiden Amerika Serikat, Joe Biden dan lainnya untuk memungkinkan partisipasi Ukraina untuk mencapai keseimbangan.

Putin mengkonfirmasi dalam panggilan telepon dengan Jokowi bahwa dia akan menghadiri KTT, yang akan berlangsung di pulau Bali, kata pemimpin Indonesia itu dalam pidato yang disiarkan langsung.

Baca juga: Mantan Presiden Rusia Dmitri Medvedev Ingatkan Jerman Bagaimana Perang Dunia II Berakhir  

Baca juga: Vladimir Putin Siap Hadiri KTT G20 di Bali, Jokowi Tolak Permintaan Bantuan Senjata ke Ukraina

Untuk diketahui, Rusia adalah anggota G20, sedangkan Ukraina bukan.

Pemerintahan Biden memperjelas pandangannya tentang undangan Putin di KTT G20.

"Presiden (Biden) telah menyatakan secara terbuka penentangannya terhadap Presiden Putin yang menghadiri G20. Kami menyambut baik kehadiran Ukraina," kata sekretaris pers Biden Jen Psaki di Washington.

"Kami telah menyampaikan pandangan kami bahwa kami tidak berpikir (Rusia) harus menjadi bagian dari itu secara publik dan pribadi," katanya kepada wartawan, menambahkan bahwa Washington memahami undangan itu dikeluarkan "sebelum invasi".

"Amerika Serikat terus percaya bahwa itu tidak bisa menjadi bisnis seperti biasa sehubungan dengan partisipasi Rusia dengan komunitas internasional atau lembaga internasional," kata wakil juru bicara Departemen Luar Negeri Jalina Porter kepada wartawan ketika ditanya tentang undangan tersebut.

Dia tidak mengomentari apakah AS masih akan hadir.

Indonesia Bersikap Netral

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini