TRIBUNNEWS.COM - Perusahaan teknologi antariksa, Maxar Technologies merilis foto yang menunjukkan keadaan pabrik baja Azovstal di Mariupol, Ukraina, dari citra satelitnya.
Terlihat dalam foto tersebut hampir setiap bagunan di pabrik baja Azovstal yang luas, yang merupakan gudang terakhir Ukraina, telah dihancurkan.
Ada lubang besar di atap yang diduga kuat disebabkan serangan pasukan Rusia.
Beberapa atap benar-benar runtuh, dan beberapa bangunan telah menjadi puing-puing.
Banyak bangunan perumahan dan pemerintah yang berada tepat di sebelah timur pabrik juga telah hancur total.
Baca juga: Pasukan Rusia Cegat Manuver Jet Tempur Ukraina ke Wilayah Bryansk
Baca juga: Jurnalis Perempuan Tewas Seketika Saat Rudal Rusia Menghantam Kediamannya di Kiev Ukraina
Melihat kondisi itu, lantas bagaimana nasib pasukan Ukraina dan ratusan penduduk yang berlindung di ruang bawah tanah di dalam pabrik baja tersebut?
CNN sebelumnya melaporkan bahwa foto citra satelit Maxar Technologies yang diambil pada hari Jumat, tidak menunjukkan secara jelas apakah salah satu serangan Rusia telah menghancurkan ruang bawah tanah atau tidak.
Sviatoslav Palamar, seorang komandan Resimen Azov di pabrik itu, mengatakan pabrik itu telah dibombardir secara intens oleh artileri, kapal, dan serangan udara.
"Ada gudang bawah tanah dan bunker yang tidak bisa kami jangkau karena berada di bawah reruntuhan," kata Palamar.
"Kami tidak tahu apakah orang-orang di sana masih hidup atau tidak. Ada anak-anak berusia empat bulan hingga 16 tahun."
"Tetapi ada orang-orang yang terjebak di tempat-tempat yang tidak bisa dijangkau."
Sementara itu, tentara Ukraina membagikan video wanita dan anak-anak yang tampak putus asa menunggu evakuasi.
Video itu menunjukkan wanita dan anak-anak yang tinggal di bawah tanah di ruang bawah tanah yang gelap dan lembab.
Seorang ibu berkata bahwa mereka sudah berminggu-minggu tidak melihat matahari dan akan segera kehabisan makanan.
Seorang wanita tua yang kepalanya dibalut dan berlumuran darah, menggigil di atas dipan.
Seorang bayi memakai kantong plastik yang diikat dengan lakban di sekitar pinggangnya yang kecil karena sudah tidak ada popok yang tersisa.
Video mengerikan itu diunggah di YouTube oleh resimen Azov, sebuah unit angkatan bersenjata Ukraina.
Resimen Azov mengatakan video itu direkam di jaringan terowongan yang luas di bawah pabrik baja Azovstal.
Setelah pengeboman tanpa henti melalui udara, laut dan langit, pasukan Rusia telah menguasai apa yang tersisa dari Mariupol.
Mariupol dulunya merupakan pelabuhan yang berkembang pesat dan tempat liburan tercinta di Laut Hitam, namun sebagian besar Mariupol sekarang berada dalam reruntuhan.
Dalam video yang diunggah minggu lalu, seorang anak laki-laki, pipinya pucat, membuat permohonan yang menyayat hati untuk jalan keluar.
Baca juga: Televisi Rusia Permalukan Tentara Inggris yang Ditangkap Ikut Perang Ukraina
Baca juga: Cegah Kelaparan di Uni Eropa, Ukraina Bertekad Kirimkan Puluhan Ribu Ton Jagung
"Saya ingin keluar dari sini dan melihat matahari. Kami sudah di sini selama dua bulan sekarang, dan saya ingin melihat matahari," katanya.
"Ketika mereka membangun kembali rumah kami, kami bisa hidup damai. Biarkan Ukraina memenangkan perang ini karena Ukraina adalah rumah kita tercinta."
Myhailo Podoliak, penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mengatakan pada hari Sabtu bahwa Rusia menolak membantu menyelamatkan orang-orang Mariupol dan telah menunjukkan keengganan mutlak untuk berbicara.
Video yang dibagikan oleh resimen Azov, yang disertai dengan permintaan bantuan, memberikan gambaran tentang situasi putus asa yang terjadi bagi penduduk Mariupol.
Dengan tidak adanya wartawan di lapangan dan hampir tidak ada internet atau layanan seluler, video yang diunggah oleh Azov ke saluran sosial adalah di antara beberapa gambaran keadaan orang-orang yang terjebak di pabrik.
Baca juga artikel lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Rica Agustina)