"Mereka akan masuk dan kemudian menyatakan kemenangan, dan kemudian menarik pasukan mereka, hanya untuk membiarkan Ukraina mengambilnya kembali," kata pejabat itu pada Senin (2/5/2022) dalam konferensi pers Pentagon.
Menurutnya, pasukan Rusia belum belajar dari masalah pada awal invasi yang terkait dengan komando, logistik, dan moral yang rendah.
Ia juga menilai, pasukan Putin di Donbass cenderung 'main aman' karena ingin menghindari risiko jatuhnya korban dari pasukan militer.
Sementara itu, pasukan Ukraina membuat kemajuan signifikan dalam mendorong Rusia kembali di sekitar Kharkiv, di ujung barat laut wilayah Donbass.
Skenario lain
Moskow saat ini diperkirakan akan mengincar wilayah lain Ukraina selain Donbass untuk membuat pernyataan, menjelang Hari Kemenangan pada 9 Mei.
Pilihan lain itu diantaranya mencaplok wilayah separatis di Luhansk dan Donetsk di timur Ukraina, membuat dorongan besar untuk Odesa di selatan, atau menyatakan kontrol penuh atas kota pelabuhan selatan Mariupol.
Baca juga: Ini Sikap dan Pujian Presiden Ukraina Volodymir Zelensky ke Batalyon Neo Nazi Azov
Baca juga: Mali Hentikan Kerjasama dengan Prancis, Undang Wagner Group dari Rusia
Duta Besar AS untuk OSCE, Michael Carpenter pada Senin (2/5/2022) mengatakan pihaknya memiliki laporan intelijen yang sangat kredibel bahwa Rusia akan mencoba mencaplok Luhansk dan Donetsk pada pertengahan Mei.
Ada juga indikasi bahwa Rusia mungkin berencana untuk mendeklarasikan dan mencaplok "republik rakyat" di kota tenggara Kherson.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price mengatakan pada Senin bahwa ada alasan kuat untuk percaya Rusia akan menggunakan berbagai cara menggunakan 9 Mei untuk tujuan propaganda.
"Saya cukup yakin bahwa kami akan mendengar lebih banyak dari Moskow menjelang 9 Mei," ujar Price.
"Saya cukup yakin bahwa Anda akan mendengar lebih banyak dari Amerika Serikat, dari mitra kami, termasuk mitra NATO kami, menjelang 9 Mei juga," imbuhnya.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)