TRIBUNNEWS.COM, KIEV - Pemerintah Ukraina memasukkan Hungaria ke daftar musuh mereka, menyusul sikap negara itu yang terkesan membantu Rusia.
Bahkan Alexey Danilov, Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina (NSDC), menuduh Hungaria berambisi merebut wilayah di Ukraina.
Danilov menambahkan, ada konsekuensi logis atas niat itu. Pernyataan ini muncul setelah Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban ditambahkan ke daftar musuh negara Ukraina.
Alexey Danilov mengemukakan pendapatnya itu ke media Senin (2/5/2022, seperti dikutip Russia Today, Selasa (3/5/2022) WIB.
Baca juga: Tak Ingin Kena Ultimatum Putin, Austria dan Hungaria Setuju Bayar Gas Rusia Pakai Rubel
Baca juga: Jerman Tak Siap Menyetop Penggunaan Gas Rusia, Bagaimana dengan Minyak?
Baca juga: Komandan Ukraina yang Terkepung di Mariupol Minta Tolong Presiden Tayyip Erdogan
Hungaria secara terbuka berbicara tentang kerja samanya dengan Rusia. Terutama terkait pasokan minyak dan gas ke negara itu dari Rusia.
Danilov menambahkan, Hungaria dapat memblokir masuknya Ukraina ke NATO. Menurutnya, Hungaria berpikir bisa mengambil bagian wilayah mereka.
“Ini tidak akan pernah terjadi. Kemenangan pasti akan menjadi milik kita. Tentang Hungaria, yang berperilaku seperti ini, kita akan melihat apa konsekuensinya bagi negara ini,” katanya.
Tuduhan Danilov itu diduga merujuk ke Transcarpathia, sebuah wilayah di Ukraina barat berpenduduk sekitar 150.000 etnis Hongaria, yang telah menjadi sengketa antara Cekoslowakia, Hungaria, dan Uni Soviet selama abad ke-20.
Pada Senin, PM Hongaria yang baru-baru ini terpilih dimasukkan ke Mirotvorets (Pembuat Perdamaian) database online terkenal yang dikelola untuk memasukkan orang-orang yang dianggap musuh Ukraina.
Beberapa di antaranya telah dibunuh setelah masuk ke daftar hitam. Situs web tersebut melabeli Orban sebagai kaki tangan penjahat perang Rusia dan propagandis anti-Ukraina.
Meskipun Hungaria adalah anggota Uni Eropa dan NATO, Orban telah menolak untuk mengirim senjata ke Ukraina.
Ia juga tidak mengizinkan transit pengiriman semacam itu melalui wilayah negaranya. Budapest juga menentang embargo minyak dan gas terhadap Moskow.
Pada Senin, outlet Jerman ZDF melaporkan Hongaria menunjukkan gelagat berubah pikiran, dan bakal ikut menjatuhkan sanksi ala Uni Eropa terhadap Rusia.
Juru bicara pemerintah Hungaria Zoltan Kovacs membantah laporan tersebut. Sikap Budapest tentang sanksi minyak dan gas tetap tidak berubah. Mereka tidak mendukungnya.
Selain membuat tuduhan dan ancaman nyata terhadap Hungaria, Danilov juga mengatakan Kiev tidak memiliki rencana terlibat mobilisasi apapun.
Ukraina juga tidak bermaksud menandatangani perjanjian damai apa pun dengan Moskow, tetapi hanya akan menerima penyerahan Rusia.
Rusia menyerang negara tetangga itu pada 24 Februari, menyusul kegagalan Ukraina untuk mengimplementasikan persyaratan perjanjian Minsk 2014.
Moskow memberi pengakuan atas Republik Donbass di Donetsk dan Lugansk. Protokol Minsk yang ditengahi Jerman dan Prancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.
Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.
Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik secara paksa.
Inggris Sponsor Senjata Terbesar Ukraina
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson akan mengumumkan paket bantuan militer multi-juta pound baru ke Ukraina saat negara itu terus memerangi pasukan Rusia.
Johnson akan menjadi pemimpin dunia pertama yang berpidato di parlemen Ukraina sejak peluncuran serangan militer Rusia pada Februari.
Dalam pidato jarak jauh itu, Johnson akan menekankan Inggris bangga berada di antara teman-teman Ukraina.
Menurut siaran pers Downing Street 10, Johnson akan memberikan rincian paket bantuan, senilai £300 juta (hampir $376 juta), guna mendukung pertahanan Ukraina melawan invasi ilegal Rusia.
Paket itu termasuk peralatan perang elektronik, sistem radar baterai counter, peralatan pengacau GPS, dan ribuan perangkat night vision.
Inggris juga akan memenuhi permintaan dari pemerintah Ukraina dengan mengirimkan "lebih dari selusin" khusus Toyota Land Cruiser.
Mobil itu akan dipakai melindungi pejabat sipil di Ukraina Timur dan mengevakuasi warga sipil dari daerah garis depan.
Johnson diharapkan menyebut konflik saat ini sebagai “babak epik” dalam sejarah Ukraina yang akan diingat dan diceritakan untuk generasi mendatang.
Pekan lalu, Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan kepada anggota parlemen bantuan militer Inggris ke Ukraina kemungkinan akan meningkat menjadi £500 juta, setelah melampaui angka £200 juta.
Dia juga mengungkapkan perlombaan sedang berlangsung untuk melengkapi Ukraina dengan kemampuan jarak jauh yang sama dengan yang dimiliki Rusia sehingga mereka tidak dikalahkan.
Pernyataan itu muncul ketika Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan negara-negara barat akhirnya mulai menyediakan senjata yang diminta kepada Kiev.
Inggris adalah salah satu pemasok senjata terbesar Eropa ke Ukraina. Menurut angka Kementerian Pertahanan, London telah mengirim lebih dari 5.000 rudal anti-tank, 1.360 amunisi anti-struktur, lima sistem pertahanan udara dengan lebih dari 100 rudal, dan 4,5 ton bahan peledak plastik.
Inggris juga telah memberikan hampir £400 juta bantuan untuk dukungan ekonomi dan kemanusiaan, yang mencakup paket £220 juta untuk badan-badan bantuan di lapangan.
Moskow berulang kali memperingatkan barat agar tidak "memompa" Ukraina dengan senjata, karena hanya akan memperpanjang konflik.
Moskow juga telah menjelaskan bahwa mereka menganggap setiap senjata asing di wilayah Ukraina sebagai target yang sah.(Tribunnews.com/RussiaToday/xna)