News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik di Afghanistan

Taliban Larang Pria dan Wanita Makan Bersama di Restoran Kota Herat, Termasuk Suami Istri

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Nuryanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wanita berpakaian burqa berjalan di sepanjang jalan di Kandahar pada 7 Mei 2022. - Taliban memberlakukan larangan pria dan wanita makan bersama di restoran Herat, Afghanistan.

TRIBUNNEWS.COM - Taliban memperketat aturan pemisahan gender di kota Herat, Afghanistan barat.

Pihak berwenang Taliban mengatakan bahwa pria dan wanita dilarang makan bersama atau berjalan-jalan di taman.

Pembatasan baru tersebut menyusul perintah pekan lalu bagi perempuan di seluruh Afghanistan untuk sepenuhnya menutupi ketika di depan umum dan tampaknya sinyal pengetatan cengkeraman kekuasaan Taliban.

Mengutip Al Jazeera, Riazullah Seerat, seorang pejabat Taliban di Kementerian Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan di Herat, mengatakan pada Kamis (12/5/2022), pihak berwenang telah menginstruksikan bahwa pria dan wanita dipisahkan di restoran.

Pemilik restoran telah diperingatkan secara lisan bahwa aturan itu berlaku "bahkan jika mereka adalah suami dan istri".

Baca juga: Bagaimana Taliban Kebiri Hak Perempuan di Afganistan

Baca juga: Siapa Sosok Shireen Abu Akleh Jurnalis Aljazera Palestina yang Ditembak Sniper Israel di Jenin?

Pejabat Taliban juga mengatakan kantornya telah mengeluarkan dekrit bahwa taman umum Herat harus dipisahkan berdasarkan jenis kelamin.

Pria dan wanita hanya diizinkan untuk mengunjungi taman pada hari yang berbeda.

"Kami telah memberitahu perempuan untuk mengunjungi taman pada hari Kamis, Jumat dan Sabtu," katanya.

“Hari-hari lainnya disimpan untuk pria yang dapat berkunjung untuk bersantai dan berolahraga.”

Wanita yang ingin berolahraga pada hari-hari itu harus mencari tempat yang aman atau melakukannya di rumah mereka, tambahnya.

Safiullah, seorang manajer restoran yang, seperti banyak orang Afghanistan, hanya menggunakan satu nama, membenarkan bahwa dia telah menerima diktat kementerian.

“Kami harus mengikuti perintah, tetapi itu berdampak sangat negatif pada bisnis kami,” kata Safiullah,

Safiullah menambahkan bahwa jika larangan terus berlanjut, dia akan terpaksa memecat anggota stafnya.

Seorang wanita Afghanistan yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan seorang manajer menyuruh dia dan suaminya untuk duduk secara terpisah di sebuah restoran pada hari Rabu.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini