News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penyakit Hepatitis

Peneliti India: Covid-19 Jadi 'Faktor Umum' di Antara Kasus Hepatitis Akut

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi anak sakit

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - Tim peneliti di India turut mempelajari kemungkinan apakah virus corona (Covid-19) telah menyebabkan munculnya belasan kasus hepatitis akut yang tidak dapat diketahui penyebabnya pada kelompok anak-anak di India Tengah periode April hingga Juli 2021.

Hasilnya baru mendapatkan perhatian saat ini, karena kasus serupa ternyata terjadi pula di seluruh dunia baru-baru ini.

Dikutip dari laman www.cbc.ca, Minggu (15/5/2022), studi pra-cetak observasional mereka yang belum ditinjau rekan sejawat karena tantangan pendanaan, menganalisis 475 anak-anak dari seluruh India yang dites positif Covid-19.

Dari analisis tersebut, 47 di antaranya menunjukkan kasus hepatitis parah.

Kemudian di antara kelompok itu, 10 ditemukan memiliki gejala Multiple Inflammatory Syndrome pada anak-anak (MIS-C) namun dugaan tersebut dikesampingkan.

Sedangkan 37 sisanya diklasifikasikan memiliki apa yang disebut para peneliti sebagai COVID-19 Associated Hepatitis in Children (CAH-C).

"Satu faktor umum yang kami temukan adalah mereka semua terinfeksi, atau mereka semua memiliki riwayat Covid-19. Kami juga melakukan tes antibodi untuk Covid-19 pada anak-anak ini, dan jumlah maksimum anak yang datang dengan penyakit ini positif antibodi," kata penulis utama studi tersebut, Ahli Mikrobiologi, dan Profesor di Bundelkhand Medical College di Madhya Pradesh, India, Dr. Sumit Rawat.

Baca juga: Penelitian di AS Tunjukkan Kemungkinan Hubungan Hepatitis Akut dengan Covid-19

Para peneliti India kemudian mencari penyebab umum lainnya dibalik 37 kasus hepatitis akut parah, mulai dari hepatitis A, C, E dan lainnya seperti virus varicella-zoster, herpes dan cytomegalovirus (CMV).

Namun tidak menemukan apapun yang dapat menjelaskan gejalanya.

Dr Rawat menyampaikan bahwa tidak semua dari 37 kasus tersebut diuji keberadaan adenovirus pada saat itu.

Kendati demikian, 17 sampel kemudian dianalisis dari arsip dan hanya 3 yang dinyatakan positif adenovirus.

"Untuk membuktikan bahwa Covid-19 itu sendiri yang menyebabkan hepatitis, ini akan membutuhkan lebih banyak upaya," tegas Dr Rawat.

Satu hal yang menjadi petunjuk penting, kata dia, adalah bahwa kasus hepatitis tampaknya menurun saat Covid-19 berhenti beredar luas di wilayah tersebut.

Namun kemudian kembali meningkat saat kasusnya tinggi.

"Tiba-tiba ada penurunan kasus Covid-19 dan kami tidak menemukan kasus hepatitis selama 6 bulan ke depan, hingga akhirnya Covid-19 muncul kembali. Jadi itu juga sangat mencurigakan bahwa kasus-kasus ini sebenarnya terkait dengan Covid," pungkas Dr Rawat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini