News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

PM Baru Sri Lanka Ranil Wickremesinghe Memohon Bantuan Internasional Selama 1 Tahun: Kami akan Balas

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri baru Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengunjungi sebuah kuil Buddha setelah upacara pengambilan sumpah di Kolombo pada 12 Mei 2022. Wickremesinghe dilantik sebagai perdana menteri Sri Lanka untuk keenam kalinya pada 12 Mei 2022 meskipun politisi veteran itu tidak pernah menyelesaikan masa jabatan penuh.

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri (PM) baru Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengatakan kepada BBC bahwa krisis ekonomi membawa kesengsaraan bagi warganya.

Dia menyebut krisis ekonomi Sri Lanka "akan menjadi lebih buruk sebelum menjadi lebih baik".

Sri Lanka menghadapi kekurangan bahan bakar dan melonjaknya harga pangan.

Beberapa warga Sri Lanka bahkan terpaksa tidak makan.

Baca juga: Presiden Sri Lanka Rajapaksa Lantik Empat Menteri Kabinet Baru

Baca juga: Presiden Sri Lanka akan Tunjuk Perdana Menteri dan Kabinet Baru Pekan Ini

Perdana Menteri baru Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengunjungi sebuah kuil Buddha setelah upacara pengambilan sumpah di Kolombo pada 12 Mei 2022. Wickremesinghe dilantik sebagai perdana menteri Sri Lanka untuk keenam kalinya pada 12 Mei 2022 meskipun politisi veteran itu tidak pernah menyelesaikan masa jabatan penuh.

Kemarahan atas penanganan krisis oleh pemerintah telah menyebabkan protes dibarengi aksi kekerasan.

Ranil Wickremesinghe ditunjuk sebagai upaya untuk meredakan protes.

Ini adalah tugas keenam anggota parlemen oposisi menjabat perdana menteri.

Dalam wawancara pertamanya sejak menjabat, Wickremesinghe mengatakan kepada BBC, akan memastikan keluarga mendapatkan tiga kali makan sehari.

Menghimbau dunia untuk lebih banyak bantuan keuangan, dia berkata "tidak akan ada krisis kelaparan, kita akan menemukan makanan".

Baca juga: Jam malam di Sri Lanka diperpanjang setelah lebih dari 50 rumah pejabat dibakar massa, WNI merasakan kesulitan ekonomi

Baca juga: Krisis Sri Lanka: Kekerasan Berlanjut, Dua Polisi Tewas dan Ratusan Orang Terluka, Total ULN Rp740 T

Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa menyampaikan pernyataan nasionalnya sebagai bagian dari KTT Pemimpin Dunia Konferensi Perubahan Iklim PBB COP26 di Glasgow, Skotlandia pada 1 November 2021. COP26, yang berlangsung dari 31 Oktober hingga 12 November di Glasgow akan menjadi iklim terbesar konferensi sejak KTT Paris 2015 dan dipandang penting dalam menetapkan target emisi di seluruh dunia untuk memperlambat pemanasan global, serta memperkuat komitmen utama lainnya. (AFP)

PM baru Sri Lanka: bersabarlah

PM baru menggambarkan situasi ekonomi Sri Lanka "rusak".

Dia berpesan kepada warga Sri Lanka untuk "bersabarlah, saya akan membawa semuanya kembali".

Wickremesinghe dilantik oleh Presiden Gotabaya Rajapaksa pada Kamis (12/5/2022), tetapi pengangkatannya sebagian besar disambut dengan kekecewaan.

Dia dianggap terlalu dekat dengan keluarga Rajapaksa yang dominan secara politik.

Dalam wawancaranya, Wickremesinghe mengatakan dia setuju dengan sentimen para pemrotes yang telah menyerukan agar Presiden Rajapaksa mengundurkan diri, tetapi mengatakan itu tidak akan terjadi.

"Menyalahkan tidak akan mengarah pada tindakan, saya di sini untuk melihat orang-orang terpelihara," katanya.

Namun dia menambahkan "akan mengubah semua kebijakan pemerintah Rajapaksa".

Dia juga meminta masyarakat internasional untuk membantu.

"Kami membutuhkan bantuan Anda selama setahun, apa pun yang kami dapatkan dari Anda akan kami balas. Bantu kami melakukannya. Kami adalah demokrasi terpanjang dan tertua di Asia," katanya.

Baca juga: Kerusuhan Berdarah di Sri Lanka Lengserkan PM Rajapaksa

Baca juga: PM Sri Lanka Mahinda Rajapaksa Dievakuasi dari Kediamannya, Ribuan Demonstran Terobos Gerbang Utama

Sebuah kendaraan milik personel keamanan dan bus yang dibakar terlihat di dekat kediaman resmi Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa yang akan keluar dari Sri Lanka di Kolombo 9 Mei 2022. - Setidaknya tiga orang tewas dan lebih dari 150 terluka pada 9 Mei dalam gelombang kekerasan antara pendukung pemerintah dan demonstran menuntut pengunduran diri Presiden Gotabaya Rajapaksa. (Photo by ISHARA S. KODIKARA / AFP) (AFP/ISHARA S. KODIKARA)

Krisis ekonomi terburuk sejak kemerdekaan

Kondisi ekonomi Sri Lanka terjun bebas.

Makanan, obat-obatan dan bahan bakar sudah habis atau tidak terjangkau bagi masyarakat.

Beberapa orang dilaporkan meninggal dunia saat mengantre di pompa bensin untuk mengisi tangki mereka.

Ini adalah krisis ekonomi terburuk negara pulau itu sejak memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1948.

"Kami tidak memiliki minyak tanah, kami tidak memiliki bensin, kami tidak memiliki solar, kami tidak memiliki gas untuk memasak dan kami bahkan tidak memiliki akses ke tungku berbahan bakar kayu," kata warga Sri Lanka, Columbo, kepada AFP.

"Kami berjuang setiap hari untuk memberi makan anak-anak kami. Harga pangan naik tiga kali lipat dalam beberapa hari terakhir. Bagaimana kami harus mengaturnya?"

Berita lain terkait dengan Krisis Sri Lanka

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini