"Pemilu yang telah lama ditunggu-tunggu ini telah memecah belah. Rekonsiliasi adalah tantangan yang paling mendesak," kata Mahmood.
Pemilihan itu terjadi di tengah kekeringan yang telah membahayakan jutaan petani subsisten di wilayah tersebut, serta konflik lanjutan dengan al-Shabaab.
Seorang pendidik yang bekerja dengan dana anak-anak PBB UNICEF, Mohamud mendirikan Partai Perdamaian dan Pembangunan, yang memiliki hubungan politik dengan al-Islah, cabang Ikhwanul Muslimin di Somalia.
Kelompok Islamis memainkan peran utama dalam membangun kembali sistem pendidikan nasional setelah perang saudara dan sangat menentang ekstremisme al-Shabaab.
Mohamud juga dilaporkan dekat dengan Persatuan Pengadilan Islam, upaya pertama untuk membangun kembali pemerintahan setelah perang saudara, yang dihancurkan pada 2006 oleh invasi yang didukung AS oleh pasukan Ethiopia.
Al-Shabaab muncul setelah pendudukan Ethiopia. Hanya beberapa jam setelah kemenangan Mohamud itulah, Presiden AS Joe Biden menyetujui mengirim tentara ke Somalia.(Tribunnews.com/RussiaToday/Sutniknews/xna)