Mereka mengatakan lonjakan itu disebabkan konflik antara Rusia dan Ukraina, yang menyediakan hampir sepertiga dari ekspor gandum dunia.
Sanksi anti-Rusia memaksa perusahaan internasional untuk memutuskan hubungan bisnis lama dan meninggalkan Rusia, yang menyebabkan gangguan pasokan.
Dalam satu contoh, Uni Eropa baru-baru ini melarang kerja sama dengan Pelabuhan Laut Komersial Novorossiysk Laut Hitam, pintu gerbang utama ekspor biji-bijian.
Mengikuti berita dari New Delhi, harga gandum berjangka di Chicago melonjak 6 persen menjadi $12,47 per gantang, nilai tertinggi dalam dua bulan.
Sementara harga gandum di Eropa mencapai rekor tertinggi sekitar $461 per ton.
Krisis biji-bijian sedang dirasakan di seluruh dunia, tetapi paling akut di Afrika, yang bergantung pada ekspor dari wilayah Laut Hitam.
Sebanyak 90 persen kebutuhannya dipenuhi dari kawasan ini. Negara-negara barat menuduh Rusia melancarkan "perang gandum", menyalahkan Moskow atas krisis saat ini.
Tapi para ahli menyatakan Rusia bukan satu-satunya yang bertanggung jawab atas memburuknya krisis.
Rusia tidak melarang ekspor tetapi menerapkan bea dan kuota sementara untuk melindungi pasar domestic mereka.
Sedangkan Ukraina, stok biji-bijiannya secara aktif dikeluarkan dari gudang di bawah perlindungan Uni Eropa.
Diplomat top blok itu Josep Borrell baru-baru ini menyatakan Ukraina harus dibantu untuk terus memproduksi dan mengekspor biji-bijian dan gandum.
Fasilitas penyimpanan Ukraina yang sekarang penuh, kata Borrel perlu dikosongkan untuk memberi ruang bagi produksi baru.(Tribunnews.com/RussiaToday/xna)