Namun slogan itu tampaknya tak berlaku bagi tentara Rusia sendiri.
"Mayat-mayat yang kami temukan menunjukkan mereka memperlakukan rakyat mereka seperti layaknya sampah dan mangsa senjata," kata Kolonel Volodymyr Liamzin kepada BBC.
"Mereka tak perlu tentara mereka. Mereka buang di sini, mundur dan membiarkan mayat-mayat mereka."
Kami tidak tahu persis apa yang sebenarnya terjadi dengan tentara muda yang jenazahnya ditinggalkan di hutan.
Para penduduk desa di Zavalivka mengatakan mereka bersembunyi di ruang bawah tanah untuk menghindari pengeboman.
Mereka memperkirakan tentara itu terluka dan tersesat ketika pasukannya terpaksa mundur.
Pasukan Rusia yang bertempur di seputar Kyiv, sebagian besar muda dan tak berpengalaman. Kemungkinan mereka menyelamatkan diri.
"Kami melakukan satu pertukaran," kata Kol Liamzin menerangkan bahwa Rusia memberikan daftar tentara yang meninggal dan minta dipulangkan.
"Kami siap mengembalikan mereka semua dan kami ingin jenazah tentara kami dipulangkan juga. Kami mencoba berbagai cara namun tak ada tanggapan, tak ada dialog," kata kolonel itu.
Penundaan pengembalian jenazah bukan dilakukan Rusia saja.
Baik Ukraina maupun Rusia tidak terbuka tentang jumlah korban. Kami berbicara dengan keluarga Ukraina yang mengatakan pemerintah mereka sendiri tak begitu membantu dalam mencari jenazah tentara Ukraina di medan perang.
Seorang perempuan, yang diberitahu bahwa suaminya meninggal, mengatakan ia berusaha mencari jenazahnya hampir tiga bulan.
Namun yang banyak ditemukan adalah mayat tentara Rusia.