Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengklaim dan menuduh pengeboman Rusia mengubah Donbas menjadi "neraka".
Gubernur Luhansk, Serhiy Haidai, mengatakan Severodonetsk tetap berada di tangan Ukraina pada 24 Mei di tengah kemerosotan peluang.
“Situasinya sangat sulit dan sayangnya semakin memburuk. Ini semakin buruk setiap hari dan bahkan setiap jam, ”kata Haidai dalam sebuah video di Telegram.
“Penembakan semakin meningkat. Tentara Rusia telah memutuskan untuk menghancurkan (kota utama) Severodonetsk sepenuhnya,” klaimnya.
Mariupol telah sepenuhnay dikuasai Rusia, menyusul penyerahan pasukan Ukraina di pabrik baja Azovstal.
Rusia saat ini menahan 2.431 tawanan Ukraina dari kompleks pabrik baja terbesar di Laut Hitam itu. Sebagian yang ditahan terlihat tubuhnya dipenuhi tato symbol swastika Nazi.
Menyerahknya tentara Ukraina di Azovstal membuat Kiev kehilangan sejumlah besar tentara berpengalaman, yang mungkin ditukar dengan tawanan perang Rusia.
Denis Pushilin, pemimpin Republik Rakyat Donetsk, mengatakan pabrik Azovstal tidak akan dipulihkan.
Sebaliknya, kata dia, Mariupol akan dikembangkan sebagai kota peristirahatan. Alasannya, sanksi barat akan menghambat penjualan ekspor besi dan baja dari wilayah yang dikuasai Rusia.
Tetapi Mariupol dapat mengambil manfaat dari isolasi ekonomi Rusia, lewat cara menarik minat pasar pariwisata Rusia.
Pabrik Azovstal pernah mengekspor ribuan ton besi dan baja. Itu adalah salah satu dari dua pabrik metalurgi di kota, yang mewakili investasi $2 miliar oleh Metinvest.
Pemerintah Ukraina sebelumnya telah menginvestasikan dana $600 juta untuk merenovasi kota itu, membangun jalan baru, taman, dan rumah sakit anak.(Tribunnews.com/Aljazeera/xna)