Uni Eropa telah melarang semua maskapai Nepal dari wilayah udaranya karena masalah keamanan.
Negara ini juga memiliki beberapa landasan pacu paling terpencil dan rumit di dunia, diapit oleh puncak yang tertutup salju dengan pendekatan yang menimbulkan tantangan bahkan bagi pilot yang cakap.
Pada Maret 2018, sebuah pesawat US-Bangla Airlines jatuh di dekat bandara internasional Kathmandu, menewaskan 51 orang.
Tahun berikutnya tiga orang tewas ketika sebuah pesawat keluar dari landasan pacu dan menabrak dua helikopter saat lepas landas di dekat Gunung Everest.
Kecelakaan itu terjadi di bandara Lukla yang merupakan pintu gerbang utama ke wilayah Everest dan terkenal sebagai salah satu yang paling sulit di dunia untuk pendaratan dan lepas landas.
Juga pada tahun 2019, Menteri Pariwisata Nepal Rabindra Adhikari termasuk di antara tujuh orang yang tewas ketika sebuah helikopter jatuh di perbukitan timur negara itu.
Bulan ini, bandara internasional kedua Nepal dibuka di Bhairahawa, yang bertujuan untuk memberi para peziarah Buddha dari seluruh Asia akses ke tempat kelahiran Buddha di dekat Lumbini.
Proyek senilai US$76 juta itu akan mengurangi tekanan pada bandara internasional Kathmandu yang kelebihan beban. (Agustinus Sape)
Sumber: scmp.com/associated press
Artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com dengan judul Pesawat Memuat 22 Orang Hilang di Pegunungan Nepal