TRIBUNNEWS.COM, RUSIA - Sejumlah rumor beredar mengenai kondisi kesehatan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Bahkan Putin dirumorkan sakit keras.
Informasi tersebut membuat MenterI Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, murka.
Lavrov pun membantah pemimpin negara berusia 69 tahun itu tengah menderita sakit.
Ia mengatakan tak ada tanda-tanda yang menunjukkan Putin sakit parah.
“Saya pikir orang yang waras pasti akan sulit melihat tanda-tanda adanya penyakit atau menderita penyakit tertentu,” tuturnya dikutip dari NDTV, Senin (30/5/2022).
Lavrov pun mengatakan Putin, yang akan berusia 70 tahun pada Oktober mendatang selalu muncul di depan publik setiap hari.
“Anda bisa melihatnya di layar, membaca dan mendengar pidatonya. Saya akan menyerahkannya pada hati nurani mereka yang menyebarkan desas-desus seperti itu,” tambahnya.
Kesehatan Putin dan kehidupan pribadinya merupakan subyek yang tabu di Rusia, dan hampir tak pernah dibicarakan di depan umum.
Namun sejak penyerangan Rusia ke Ukraina, kesehatan Putin menjadi sorotan.
Apalagi pada beberapa kemunculannya, wajah Putin terlihat membengkak.
Sejumlah rumor pun muncul bahwa ia mengalami parkinnson dan MS.
Bahkan beberapa sumber mengungkapkan Putin juga menderita kanker darah.
Salah satunya sumber dari intelijen Rusia (FSB) yang mengatakan bahwa Putin diperkirakan hanya akan hidup tiga tahun lagi karena kondisi kankernya kian parah.
Selain itu, Putin juga dikabarkan telah mengalami kesulitan penglihatan atas hal itu, dan tubuhnya gemetar tak terkendali.
Isu Negatif Seputar Putin
Seperti diketahui sejak Rusia melakukan invasi ke Ukraina, Vladimir Putin kerap didera isu-isu negatif.
Mulai dari isu sakit keras, perselingkuhan hingga dianggap sebagai hitler modern.
Semua isu negatif tersebut dihadapi istana presiden Rusia (Kremlin) dengan melakukan bantahan.
Termasuk yang terbaru soal sakit keras yang dialami Vladimir Putin.
Vladimir Putin bahkan menelepon Perdana Menteri Israel Naftali Bennett, Kamis (5/5/2022) lalu waktu Moskow membantah isu tersebut.
Sakit Keras
Penampilan terbaru Presiden Rusia Vladimir Putin di depan publik pekan lalu membuat dugaan dirinya tengah sakit Parkinson.
Di dalam foto terlihat tangan Putin membengkak dan berpegangan di meja saat bertemu Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu.
Selain itu, Putin juga terlihat mengetukkan kakinya ke meja, saat berbicara dengan stafnya tersebut mengenai nasib Mariupol, kota di Ukraina yang dikepung tentara Rusia di sebuah klip video.
Putin juga dirumorkan tengah mengalami masalah kesehatan dan serangan jantung.
Menurut mantan politikus Inggris, Louise Mench, yang melihat klip video itu, kondisi Putin tampaknya berhubungan dengan kabar penyakit Parkinson.
“Anda bisa melihat ia mencengkram meja dan tangannya sehingga tangannya yang bergetar tak terlihat, tetapi ia tak berhenti mengetukkan kakinya,” tulis Mench di Twitter dikutip dari New York Post.
Juru bicara Kremlin, Dmitri Peskov sebelumnya menjawab aneka informasi negatif media arus utama barat adalah “sampah”.
Serahkan Kekuasaan
Muncul isu Presiden Rusia Vladimir Putin akan akan menyerahkan kekuasannya.
Isu tersebut beredar di tengah kabar kesehatannya yang memburuk.
Dilansir Mirror, Putin dikabarkan akan menjalani operasi, kemungkinan operasi kanker, menurut kabar yang bocor diduga dari dalam Kremlin.
Kabar tersebut tersebar di channel Telegram General SVR.
Channel itu kabarnya dijalankan oleh mantan Letnan Jenderal Badan Intelijen Luar Negeri Rusia.
Disebutkan Putin telah diberitahu dokter bahwa operasi akan membuatnya "tidak berdaya" dalam beberapa waktu.
Karena itu, ia seharusnya secara singkat menyerahkan pemerintahan kekuasaan kepada seorang ajudan.
Juru bicara Kremlin, Dmitri Peskov menyebut informasi itu "sampah," dan meyakinkan para jurnalis Presiden Putin tidak berencana menyatakan perang terhadap Ukraina.
Sumber: NDTV/New York Post./Mirror/Kompas.TV