Sementara itu, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kulebamengatakan urgensi kebutuhan negaranya akan senjata yang lebih besar dapat diringkas dalam dua singkatan: MLRS - sistem peluncuran roket ganda, dan ASAP - sesegera mungkin.
Kuleba mengatakan pada 25 Mei kemarin bahwa situasi di wilayah Donbas timur "sangat buruk".
Sistem roket dapat membantu pasukan Ukraina mencoba merebut kembali tempat-tempat seperti kota selatan Kherson dari penjajah Rusia yang menginvasi Ukraina pada 24 Februari.
Berbicara di sela-sela pertemuan Forum Ekonomi Dunia di Davos, Kuleba mengatakan dia mengadakan sekitar 10 pertemuan bilateral dengan para pemimpin lain yang negaranya memiliki sistem seperti itu, The Associated Press melaporkan.
"Respons yang saya dapatkan adalah, 'Apakah Amerika sudah memberikannya kepada Anda?'," katanya, mengacu pada kepemimpinan AS.
"Jadi inilah beban menjadi seorang pemimpin. Semua orang melihat Anda. Jadi Washington harus menepati janji dan memberi kami beberapa sistem roket peluncuran sesegera mungkin. Yang lain akan menyusul."
"Jika kita tidak mendapatkan MLRS secepatnya, situasi di Donbas akan menjadi lebih buruk dari sekarang," tambahnya.
"Setiap hari seseorang duduk di Washington, Berlin, Paris, dan ibu kota lainnya, dan mempertimbangkan apakah mereka harus atau tidak melakukan sesuatu, mengorbankan nyawa dan wilayah kita."
Lebih dari 4.000 orang telah tewas di Ukraina dan jutaan lainnya mengungsi sejak invasi Rusia dimulai.
Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)