TRIBUNNEWS.COM - Juru bicara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, meminta Finlandia berhenti melindungi kelompok yang dianggap Turki adalah organisasi teroris.
Dalam wawancaranya dengan surat kabar Finlandia, Selasa (31/5/2022), jubir Erdogan meminta syarat itu jika negara Nordik tersebut ingin diterima di NATO.
"Masalahnya bukan karena Finlandia tidak akan memahami Turki. Finlandia menolak untuk menganggap serius masalah keamanan Turki," kata Direktur Komunikasi Presiden Turki, Fahrettin Altun, kepada harian terbesar Finlandia, Helsingin Sanomat melalui email, dikutip dari Reuters.
Baca juga: Erdogan Bahas Rencana Serangan Turki ke Suriah dengan Putin
Baca juga: Presiden Turki Erdogan Ungkap Rencana Gelar Operasi Militer di Suriah Utara
Ankara menolak Finlandia dan Swedia bergabung dengan aliansi militer NATO karena keduanya menampung orang-orang terkait kelompok militan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan lainnya yang dianggap teroris oleh Turki.
Selain itu, Erdogan tidak merestui karena kedua negara Nordik tersebut menghentikan ekspor senjata ke Turki pada 2019.
Pesan dari Altun menggemakan pernyataan pejabat luar negeri Turki, Ibrahim Kalin, kepada mitranya dari AS pada Senin.
Ia menyerukan Finlandia dan Swedia untuk mengambil langkah nyata mengenai organisasi teroris yang mengancam keamanan Turki.
"Pada akhirnya pemerintah Finlandia harus memutuskan mana yang lebih penting, bergabung dengan NATO atau melindungi organisasi semacam ini," kata Altun kepada surat kabar tersebut.
Update Perang Rusia-Ukraina
Lebih dari tiga bulan sudah Rusia menginvasi Ukraina, sejak 24 Februari 2022 lalu.
Barat terus menjatuhkan sanksi kepada Moskow, terbaru Uni Eropa akhirnya sepakat melakukan embargo minyak Rusia.
Para pemimpin Uni Eropa telah sepakat melakukan embargo impor minyak dari Rusia, setelah mencapai kompromi dengan Hongaria.
Berikut sejumlah peristiwa di hari ke-97 invasi, dilaporkan The Guardian:
- Para pemimpin Uni Eropa mendukung embargo parsial terhadap minyak Rusia pada pertemuan puncak di Brussels.
- Paket sanksi terbaru juga mencakup memutuskan sambungan bank terbesar Rusia Sberbank dari sistem SWIFT global, melarang tiga lembaga penyiaran negara, dan memasukkan orang-orang yang dipersalahkan atas kejahatan perang dalam daftar hitam.
- Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky sempat menyesalkan penundaan para pemimpin Uni Eropa untuk menjatuhkan sanksi lebih berat terhadap Vladimir Putin.
- Dewan Eropa siap memberikan Ukraina dana senilai €9 miliar untuk membantu rekonstruksi pascaperang.
- Zelensky mengklaim Rusia memblokir ekspor 22 juta ton gandum dari pelabuhan Ukraina dan memperingatkan bahwa hal itu akan menimbulkan ancaman kelaparan.
- Tank-tank dan pasukan Rusia mulai bergerak maju ke Sievierodonetsk, kota terbesar di Donbas yang masih dipegang oleh Ukraina.
- Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara dengan presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan terkait ekspor pupuk dan produk pertanian.
- Presiden Joe Biden mengatakan AS tidak akan memasok Ukraina dengan roket jarak jauh yang mampu mencapai Rusia.
Baca juga: Ukraina Tuduh Rusia Curi 500.000 Ton Biji Gandum dari Wilayahnya
Baca juga: Uni Eropa Sepakat Embargo Minyak Rusia setelah Berkompromi dengan Hongaria
- Belarus akan melakukan latihan mobilisasi militer pada bulan Juni dan Juli di wilayah Gomel, lapor kantor berita negara BelTA.
- Rusia akan berhenti memasok gas ke Belanda mulai besok setelah GasTerra yang didukung pemerintah menolak membayar dalam rubel.
- Wilayah Georgia yang memisahkan diri di Ossetia Selatan telah membatalkan rencana untuk mengadakan referendum untuk bergabung dengan Rusia yang telah dijadwalkan pada 17 Juli.
- Wartawan Prancis, Frédéric Leclerc-Imhoff, tewas setelah kendaraan evakuasi lapis baja yang ditumpanginya terkena pecahan peluru milik Rusia di Kota Sievierodonetsk di timur Ukraina.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)