News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Jalur Penarikan Pasukan Ukraina Semakin Menyempit, Evakuasi Warga Severodonetsk Ditunda

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Asap dan kotoran membubung dari kota Severodonetsk, selama penembakan di wilayah Donbas, Ukraina timur, pada 26 Mei 2022, di tengah invasi militer Rusia yang diluncurkan ke Ukraina. Ukraina mengatakan pada 26 Mei perang di timur negara itu telah mencapai tingkat paling sengit karena mendesak sekutu Barat untuk mencocokkan kata-kata dengan dukungan terhadap invasi pasukan Rusia. Pasukan Moskow mendesak ke kawasan industri Donbas setelah gagal merebut ibu kota Kyiv, mendekati beberapa pusat kota termasuk Severodonetsk dan Lysychansk yang berlokasi strategis.

TRIBUNNEWS.COM - Seorang pejabat Ukraina di wilayah Luhansk mengakui sebagian besar pemukiman pedesaan di sekitar kota Severodonetsk jatuh ke tangan Rusia.

"Saat ini, situasinya sedemikian rupa, sehingga hampir semua pemukiman pedesaan di sekitar Severodonetsk sekarang tidak berada di bawah kendali kami," ungkap Kepala Administrasi Distrik Severodonetsk, Roman Vlasenko kepada televisi Ukraina.

Dilansir CNN, berdasarkan pernyataan Vlasenko, dapat diketahui bahwa rute yang tersedia untuk penarikan pasukan Ukraina di Severodonetsk semakin menyempit.

Jalur pasokan dari kota Bakhmut, yang juga sering diserang artileri, lemah, dengan tembakan terus-menerus.

Baca juga: Pasukan Rusia Kuasai Setengah Kota Severodonetsk di Ukraina Timur

Baca juga: Play-off Piala Dunia 2022: Tak Bisa Tahan Air Matanya, Bek Manchester City Ingin Bawa Ukraina Menang

Asap dan kotoran membubung dari kota Severodonetsk, selama penembakan di wilayah Donbas, Ukraina timur, pada 26 Mei 2022, di tengah invasi militer Rusia yang diluncurkan ke Ukraina. Ukraina mengatakan pada 26 Mei perang di timur negara itu telah mencapai tingkat paling sengit karena mendesak sekutu Barat untuk mencocokkan kata-kata dengan dukungan terhadap invasi pasukan Rusia. Pasukan Moskow mendesak ke kawasan industri Donbas setelah gagal merebut ibu kota Kyiv, mendekati beberapa pusat kota termasuk Severodonetsk dan Lysychansk yang berlokasi strategis. (ARIS MESSINIS / AFP)

Kini, evakuasi warga sipil dari Severodonetsk telah ditangguhkan.

Tangki asam nitrat dihantam rudal

Kepala Administrasi Regional Luhansk Serhiy Hayday mengatakan bahwa serangan udara Rusia di Severodonetsk telah menghantam sebuah tangki asam nitrat di sebuah pabrik kimia.

Dia memperingatkan orang-orang di kota untuk tinggal di tempat penampungan.

Baca juga: Rusia Temukan 152 Jasad Tentara Ukraina Sengaja Dipasangi Ranjau di Pabrik Baja Azovstal Mariupol

Baca juga: Ukraina Klaim Telah Tewaskan 30.500 Tentara Rusia, Hancurkan 1.358 Tank dan 174 Helikopter

Tempat perlindungan pasukan Ukraina

Seorang perwira di Milisi Rakyat Luhansk, yang mendukung pasukan Rusia, mengatakan bahwa pasukan Ukraina menggunakan tempat perlindungan bom dan zona industri kota - kompleks pabrik manufaktur berat - untuk melawan.

Andrey Marochko, seorang letnan kolonel di milisi, mengatakan kepada media Rusia bahwa Ukraina juga menggunakan tempat yang lebih tinggi di seberang sungai untuk menembaki milisi.

"Di dekatnya ada kota Lysychansk [yang] terletak di sebuah bukit dan dari sanalah formasi bersenjata Ukraina menembaki kota Severodonetsk," katanya.

Marochko mengklaim bahwa rute pasokan utama Ukraina dari Bakhmut telah dipotong.

"Kami mengendalikan hampir semua logistik, tetapi musuh mencoba jalan memutar untuk memasok pemukiman ini dengan bergerak di antara hutan di jalan tanah."

Pihak Ukraina telah mengakui bahwa menjadi lebih sulit untuk menggunakan jalan raya utama dari Bakhmut karena penembakan yang terus-menerus, dan bahwa mereka menggunakan cara lain untuk mencapai kota-kota di garis depan.

Baca juga: HOAKS Kabar Jenderal AS Ditangkap Pasukan Rusia di Ukraina, Eric Olson Bantah Klaim Tersebut

Pejabat pro-Rusia mengatakan operasi di Severodonetsk "tidak secepat yang kami inginkan"

Sementara itu, masih mengutip laporkan CNN, Pemimpin Republik Rakyat Luhansk (LPR) yang dideklarasikan sendiri, Leonid Pasechnik, mengatakan bahwa operasi Rusia untuk merebut kota Severodonetsk "tidak berjalan secepat yang kita inginkan."

Dilansir TASS, Pasechnik mengatakan "pembebasan kota diperumit oleh pertahanan mendalam Angkatan Bersenjata Ukraina."

Dia mengatakan sepertiga dari kota itu sekarang berada di bawah kendali pasukan Rusia dan LPR.

"Pertama-tama, kami ingin melestarikan infrastruktur kota sebanyak mungkin," kata Pasechnik - meskipun pemboman Rusia atas Severodonetsk telah bertanggung jawab atas sebagian besar kehancuran.

Pasechnik menuduh bahwa tujuan pihak Ukraina "berlawanan, jadi taktik mereka bersembunyi di belakang penduduk sipil telah digunakan secara aktif di Severodonetsk sejak awal operasi militer."

Kedua belah pihak melaporkan pertempuran sengit di kota itu sendiri, dengan beberapa pejabat Ukraina membenarkan bahwa sebagian darinya berada di bawah kendali Rusia.

Baca juga: Cek Fakta AFP, Jenderal Eric Olson Bantah Tertangkap di Ukraina

Baca juga: Pasokan Pupuk Indonesia Kena Imbas Konflik Rusia-Ukraina yang Makin Panas

Gambar selebaran ini diambil dan dirilis oleh Layanan Pers Layanan Darurat Negara Ukraina pada 21 Maret 2022 menunjukkan petugas pemadam kebakaran memadamkan api skala besar di sebuah gudang makanan di Severodonetsk, wilayah Luhansk, yang hancur setelah penembakan Rusia. (STR / Layanan Pers Layanan Darurat Negara Ukraina / AFP)

Dihancurkan blok demi blok

"Kota ini pada dasarnya dihancurkan dengan kejam, blok demi blok," kata Wali Kota Oleksandr Striuk pada Ap News, dilansir Al Jazeera, Selasa (31/5/2022).

Dia menuturkan pertempuran berlangsung sengit di jalan terus berlanjut dan pemboman artileri mengancam kehidupan sekitar 13.000 warga sipil yang masih berlindung di Severodonetsk.

Kota tersebut dulu merupakan rumah bagi lebih dari 100.000 orang.

"Tidak mungkin untuk melacak korban sipil di tengah penembakan sepanjang waktu," kata Wali Kota.

Dia percaya bahwa lebih dari 1.500 penduduk telah meninggal karena berbagai sebab sejak Rusia menginvasi Ukraina pada akhir Februari.

Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini