TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini informasi mengenai roket canggih M142 HIMARS yang dikirim Joe Biden ke Ukraina.
Roket ini memiliki jangkauan dan presisi yang unggul.
Senjata ini diminta oleh para pemimpin Ukraina ketika mereka berjuang untuk menghentikan invasi Rusia di wilayah Donbas.
Sistem roket tersebut merupakan bagian dari bantuan keamanan senilai 700 juta dolar untuk Ukraina dari Amerika Serikat (AS) yang akan mencakup helikopter, sistem senjata anti-tank Javelin, kendaraan taktis, suku cadang, dan banyak lagi, kata dua pejabat senior pemerintah, Selasa (31/5/2022).
Keputusan AS untuk menyediakan sistem roket canggih mencoba untuk mencapai keseimbangan antara keinginan untuk membantu Ukraina memerangi serangan artileri Rusia yang ganas.
"Memberikan Ukraina sistem roket dan amunisi yang lebih canggih yang akan memungkinkan mereka untuk lebih tepat menyerang sasaran utama di medan perang di Ukraina," kata Biden, Selasa, dilansir Al Jazeera.
Baca juga: Evakuasi dan Distribusi Bantuan Dihentikan, Rusia Berhasil Kuasai 70 Persen Kota Utama Ukraina
Mengenal Roket Canggih yang Dikirim Biden ke Ukraina
Senjata baru yang dikirim Joe Biden adalah sistem roket peluncuran berganda Himars atau MLRS, yakni unit bergerak yang dapat secara bersamaan meluncurkan beberapa rudal berpemandu presisi.
Baik Ukraina dan Rusia sudah mengoperasikan MLRS, tetapi Himars memiliki jangkauan dan presisi yang unggul.
Sistem M142 HIMARS atau Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi adalah versi roda-mount yang dimodernisasi, lebih ringan dan lebih gesit dari M270 MLRS yang dipasang di trek yang dikembangkan pada 1970-an untuk pasukan AS dan sekutu.
"Himars yang Washington berikan ke Ukraina akan memiliki jangkauan sekitar 50 mil (80km)," kata seorang pejabat AS kepada wartawan, seperti diberitakan The Guardian, Rabu (1/6/2022).
Baca juga: Lebih dari 600 Anggota Militer dan Sipil Rusia Teridentifikasi Sebagai Penjahat Perang
Baca juga: Rusia Klaim 3.043 Pasukan Militer Kremlin Telah Gugur di Medan Perang Ukraina
Unit Himars membawa satu pod berisi enam peluru kendali 227mm (M270 membawa dua pod), atau satu pod besar yang dimuat dengan rudal taktis Army Tactical Missile System (ATACMS).
AS tidak akan memasok Ukraina dengan ATACMS, yang memiliki jangkauan 300 km.
Dengan kru kecil, Himars dapat mengeluarkan pod bekas dan memuat yang baru dalam hitungan menit, tanpa bantuan kendaraan lain.
Militer AS sudah memiliki unit Himars di Eropa, dan sekutu NATO Polandia dan Rumania telah memperoleh sistem tersebut.
Himars akan memberi pasukan Ukraina kemampuan untuk menyerang lebih jauh di belakang garis Rusia, dan pada jarak yang lebih terlindungi dari persenjataan jarak jauh Rusia sendiri.
Rudal berpemandu GPS yang ditembakkan Himars memiliki jangkauan sekitar dua kali lipat dari howitzer M777 yang baru-baru ini dipasok AS ke pasukan Ukraina.
Baca juga: Apa Arti Embargo Minyak Parsial Uni Eropa bagi Rusia dan Seluruh Eropa?
Baca juga: Uni Eropa Menyetujui Embargo Parsial Sekitar 90 Persen Impor Minyak Rusia
Pada jarak kira-kira 80 km, biasanya menempatkan Himars di luar jangkauan artileri Rusia sendiri, sementara menempatkan baterai Rusia dalam bahaya.
Itu juga dapat mengancam depot pasokan Rusia, di tengah keyakinan Barat bahwa pasukan Rusia mengalami masalah logistik.
Beberapa analis mengatakan Himars dapat menjadi "pengubah permainan" dalam perang, pada saat pasukan Ukraina tampaknya berjuang di bawah tembakan artileri Rusia.
Tetapi yang lain mengatakan Himars tidak akan tiba-tiba membalikkan keadaan.
“The Himars bahkan akan bermain di lapangan,” ujar seorang pejabat senior pertahanan AS.
Lantas, kenapa AS membatasi jangkauan?
AS berencana untuk membatasi jangkauan rudal yang diberikan Ukraina untuk menghindari digunakan untuk mencapai target jauh di dalam Rusia.
“Kami tidak akan mengirim sistem roket ke Ukraina yang dapat menyerang Rusia,” kata Biden.
Baca juga: Pasukan Rusia Kuasai Setengah Kota Severodonetsk di Ukraina Timur
Baca juga: Olaf Scholz Akui Sanksi Anti-Rusia Sebabkan Ekonomi Jerman Alami Kerugian
Sejak Rusia menginvasi pada 24 Februari, AS menjadi sensitif dalam mengambil tindakan apa pun untuk mendukung Kyiv yang mungkin memprovokasi Moskow untuk melakukan perang di luar perbatasan Ukraina.
Itu termasuk tidak secara terang-terangan mendukung serangan Ukraina di dalam wilayah Rusia.
Beberapa kali Ukraina telah menggunakan roket, drone, dan helikopternya sendiri untuk mencapai target Rusia di dekatnya di oblast Kursk dan Belgorod yang bertetangga.
(Tribunnews.com/Nuryanti)