TRIBUNNEWS.COM, KYIV - Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan artileri Rusia telah menghantam sebuah biara Ortodoks Ukraina awal abad ke-17 di Ukraina timur, Sabtu (4/5/2022),
Serangan tentara Rusia itu telah membakar gereja utamanya.
Sementara itu, kementerian pertahanan Rusia membantah klaim Zelensky dan menuduh pasukan Ukraina membakar Biara All Saints sebelum mundur.
Dikutip dari Al Jazeera, kompleks biara Svyatohirsk Lavra milik Gereja Ortodoks Ukraina Patriarkat Moskow dan terletak di dekat posisi Rusia di Donetsk timur, salah satu dari dua wilayah yang menjadi fokus Kremlin.
Api terlihat menghancurkan dinding kayu sebuah gereja dengan kubah bawang dalam rekaman yang diposting oleh Zelenskyy di saluran Telegram resminya.
“Artileri Rusia menyerang Svyatohirsk Lavra di wilayah Donetsk lagi hari ini. Menghancurkan Biara All Saints."
"Itu ditahbiskan pada tahun 1912. Itu pertama kali dihancurkan selama era Soviet. Kemudian dibangun kembali untuk dibakar oleh tentara Rusia,” tulis pemimpin Ukraina itu.
Baca juga: Tak Terpengaruh Sanksi Barat, Rusia Klaim Masih Dapat Cuan Besar dari Ekspor Energi
Zelensky Serukan Rusia Dikeluarkan dari UNESCO
Zelenskyy menyerukan agar Rusia dikeluarkan dari badan kebudayaan PBB UNESCO dan mengatakan tidak ada target militer yang hadir di situs tersebut.
"Setiap gereja yang dibakar oleh Rusia di Ukraina, setiap sekolah yang diledakkan, setiap tugu peringatan yang dihancurkan membuktikan bahwa Rusia tidak memiliki tempat di UNESCO,” kata Zelenskyy.
Dua biarawan dan seorang biarawati tewas di lokasi dalam penembakan pada 1 Juni, katanya.
Rusia membantah menargetkan warga sipil.
Baca juga: Ukraina Tuding Rusia Jual 100.000 Ton Gandum Curian ke Suriah
Ini menggambarkan tindakannya di Ukraina sebagai "operasi militer khusus" sejak awal invasi pada bulan Februari.
Pemukiman biara Svyatohirsk Lavra dibangun pada tahun 1627.
Biara All Saints dibangun dari kayu pada tahun 2009 untuk menggantikan yang dihancurkan pada tahun 1947.
Gereja Ortodoks Ukraina Patriarkat Moskow, yang tetap setia kepada Moskow setelah perpecahan 2019, mengatakan bulan lalu akan memutuskan hubungan dengan Moskow atas invasi ke Ukraina .
(Tribunnews.com/Yurika)