Dia juga mencatat bahwa di Punggye-ri, ada indikasi bahwa salah satu bagian telah dibuka kembali, mungkin untuk persiapan uji coba nuklir.
Situs ini dibongkar pada 2018, setelah pertemuan puncak antara pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.
"Melakukan uji coba nuklir akan bertentangan dengan resolusi Dewan Keamanan PBB dan akan menjadi perhatian serius," kata Grossi.
Korea Utara saat ini tengah menghadapi wabah Covid-19, setelah dua tahun virus corona menyebar secara global.
Per-Senin (6/6/2022), total ada 4.198.890 kasus orang dengan gejala demam diduga terpapar Covid-19.
Korea Utara belum mengkonfirmasi jumlah total orang yang dites positif terkena virus corona, dengan para ahli mengatakan angka yang diumumkan mungkin tidak sesuai.
Pyongyang sejauh ini menolak bantuan yang ditawarkan Washington dan Seoul.
Padahal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah menilai situasi Covid-19 di negara tertutup itu semakin buruk.
Baca juga: Presiden Meksiko Boikot KTT Amerika karena Tiga Negara Tak Diundang
Baca juga: Berita Foto : Warga Amerika Protes Kekerasan Senjata
"Korsel, AS, dan lainnya telah menawarkan bantuan kemanusiaan yang belum ditanggapi, tetapi kami berharap (pemimpin Korea Utara) Kim Jong Un akan fokus membantu rakyatnya menghadapi tantangan Covid-19 yang telah kami hadapi dan akan kembali ke meja perundingan daripada mengambil tindakan provokatif dan berbahaya dan destabilisasi," kata Sherman.
Selama kunjungannya ke Seoul, Sherman menegaskan kembali bahwa pemerintah AS tetap terbuka untuk pembicaraan.
Diskusi tentang denuklirisasi terhenti sejak gagalnya pertemuan puncak antara Kim dan Presiden AS saat itu Donald Trump, di Vietnam pada 2019.
"Amerika Serikat tidak memiliki niat bermusuhan terhadap DPRK. Kami terus mendesak Pyongyang untuk menghentikan aktivitas destabilisasi dan provokatifnya dan memilih jalur diplomasi," katanya, merujuk pada Korea Utara dengan nama resminya.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)