News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

100 hingga 200 Tentara Ukraina Tewas Setiap Hari di Medan Perang

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang tentara Ukraina memasuki tempat perlindungan di posisinya di Svetlodarsk di luar Donetsk, pada 12 Maret 2022.

TRIBUNNEWS.COM, UKRAINA - Ada 100 hingga 200 tentara Ukraina yang tewas setiap hari di medan perang selama konflik dengan Rusia 3 bulan terakhir.

Oleh karena itu militer Ukraina berharap terus mendapatkan pasokan persenjataan Barat.

Tambaan senjata diharapkan bisa membalikkan serangan ke  Rusia, mengurangi korban dan memaksa Rusia ke meja perundingan.

Hal itu diungkapkan penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak seperti laporan Associated Press, Jumat (10/6/2022).

"Kehilangan harian antara 100 dan 200 tentara Ukraina adalah akibat dari kurangnya keseimbangan antara Ukraina dan Rusia, yang menghancurkan hampir semua hal non-nuklir di garis depan dalam upaya Ukraina untuk maju di wilayah Donbas timur Ukraina dan sekitarnya," kata Podolyak kepada BBC dalam sebuah wawancara.

Baca juga: Harga BBM di Amerika dan Inggris Melonjak, Vladimir Putin Bilang Keuntungan Perusahaan Rusia Naik

Baru-baru ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebutkan jumlah korban tewas tentaranya setiap hari mencapai 100 orang.

Tetapi, Podolyak mengatakan jumlah itu terus bertambah.

Podolyak berharap Barat (Amerika dan sekutu) memasok Ukraina lebih banyak sistem peluncur roket ganda.

Soal ketakutan Barat bahwa peluncur roket akan digunakan untuk menyerang sasaran di dalam Rusia dan berpotensi meningkatkan konflik menjadi kebakaran yang lebih luas, Podolyak mengatakan, “itu tidak akan terjadi.”

Perang Kota

Perang di Donbas Ukraina berlanjut pada Jumat waktu setempat.

Seorang gubernur Ukraina mengatakan pasukannya bertempur pada setiap sudut kota "setiap rumah dan setiap jalan" di Sievierodonetsk dimana menjadi fokus pertempuran baru-baru ini.

Sievierodonetsk berada di kantong terakhir wilayah Luhansk yang belum diklaim oleh Rusia.

Gubernur Luhansk Serhiy Haidai mengatakan kepada The Associated Press bahwa pasukan Ukraina mempertahankan kendali atas zona industri di tepi kota dan beberapa bagian lainnya, dan pertempuran yang melelahkan terus berlanjut.

Sebelumnya, Presiden Zelenskyy mengatakan Kamis malam bahwa  sementara situasi di Donbas statis, pasukan Ukraina membuat beberapa kemajuan di wilayah Zaporizhzhia di selatan, di mana pasukan Ukraina mampu “merusak rencana penjajah.”

Dia tidak memberikan rincian spesifik soal itu.

Warga Inggris Dihukum

Sementara itu, Pemerintah Inggris mengatakan Rusia harus bertanggung jawab atas "pengadilan palsu" dua warga Inggris dan seorang Maroko yang dijatuhi hukuman mati karena berperang melawan pasukan Rusia di Ukraina.

Warga Inggris Aiden Aslin dan Shaun Pinner dan warga Maroko Brahim Saadoun dihukum oleh pengadilan yang dijalankan oleh otoritas separatis pro-Moskow di Republik Rakyat Donetsk yang memproklamirkan diri, yang baru diakui Rusia dan beberapa negara.

Otoritas separatis berpendapat orang-orang itu adalah "tentara bayaran" yang tidak berhak atas hak perlindungan yang diberikan kepada tawanan perang.

Keluarga Aslin dan Pinner mengatakan kedua pria itu adalah anggota militer Ukraina yang sudah lama menjabat.

Ayah Saadoun mengatakan kepada surat kabar online Maroko, putranya bukan tentara bayaran dan dia memegang kewarganegaraan Ukraina.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini