Berminggu-minggu pengeboman tanpa henti Rusia terhadap Severodonetsk, termasuk kawasan industrinya, telah membuat sebagian besar kota menjadi puing-puing.
Lebih dari 500 warga sipil, termasuk 40 anak-anak, terjebak di dalam pabrik Azot.
Penembakan pabrik Azot menggemakan pengepungan berdarah sebelumnya dari pabrik baja Azovstal di pelabuhan selatan Mariupol, tempat ratusan pejuang dan warga sipil berlindung dari penembakan Rusia.
Juru bicara kantor Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Saviano Abreu, menggambarkan situasi di Azot sebagai "keprihatinan besar".
“Kurangnya air dan sanitasi adalah kekhawatiran besar. Ini menjadi perhatian besar bagi kami karena orang tidak dapat bertahan lama tanpa air,” katanya kepada BBC.
Warga sipil berlindung di bunker bawah tanah
Dalam briefing intelijen terbaru, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan elemen angkatan bersenjata Ukraina serta beberapa ratus warga sipil berlindung di bunker bawah tanah di pabrik Azot.
Ukraina belum secara terbuka mengakui bahwa anggota angkatan bersenjatanya berlindung di sana, dan tidak mungkin untuk memverifikasi klaim tersebut.
Rusia terus memperoleh keuntungan di Severodonetsk, kota kunci dalam upaya Rusia untuk menguasai penuh wilayah Luhansk timur.
Wali Kota Severodonetsk, Oleksandr Stryuk, mengatakan kepada televisi Ukraina pada Rabu sore (15/6/2022) bahwa pasukan Rusia berusaha "mendorong ke arah pusat kota".
“Ini adalah situasi yang sedang berlangsung dengan keberhasilan parsial dan kemunduran taktis,” kata Stryuk. (Newsweek/The Guardian)