TRIBUNNEWS.COM - Tepat pada hari ini, Rabu (22/6/2022), Rusia menandai peringatan ketika pasukan Nazi Jerman menginvasi Uni Soviet dalam Perang Dunia Kedua.
Pada peringatan ini, Presiden Vladimir Putin akan meletakkan bunga untuk menghormati yang telah mati.
Pada 22 Juni 1941, Jerman melancarkan invasi ke Uni Soviet selama Perang Dunia II, dengan nama Operasi Barbarossa.
“Hari Peringatan dan Kesedihan” juga diperingati di Ukraina dan Belarusia, yang saat itu merupakan bagian dari Uni Soviet, karena serangan tersebut menargetkan kota-kota Kyiv, Moskow dan Brest.
Tetapi tidak jelas apakah Ukraina akan memperingati hari ini seperti di masa lalu.
Baca juga: Media Asing Soroti Rencana Jokowi Bertemu Vladimir Putin, Rusia Sebut Pertemuan yang Sangat Penting
Baca juga: Imbas Larangan Transit Kereta, Rusia Ancam Beri Balasan Serius Terhadap Lithuania
Untuk menandai peringatan tersebut, kementerian pertahanan Rusia merilis dokumen-dokumen yang berasal dari awal perang yang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa Jerman bermaksud untuk mengklaim bahwa tentara Soviet mengebom gereja-gereja dan kuburan untuk membenarkan invasinya.
“Sama seperti saat ini, pada tahun 1941, Nazi mempersiapkan provokasi terlebih dahulu untuk mendiskreditkan negara kita,” kata kementerian pertahanan Rusia, seperti dikutip dari Al Jazeera.
Operasi Barbarossa
Operasi Barbarossa, nama asli Operasi Fritz, selama Perang Dunia II, nama kode untuk invasi Jerman ke Uni Soviet, yang diluncurkan pada 22 Juni 1941.
Dikutip dari History, pemimpin Nazi Adolf Hitler meramalkan kemenangan cepat, tetapi setelah keberhasilan awal, kampanye brutal berlanjut dan akhirnya gagal karena kesalahan strategis dan cuaca musim dingin yang keras, serta perlawanan Soviet yang gigih dan gesekan yang diderita oleh pasukan Jerman.
Baca juga: Pasokan Gas Seret Bikin Pusing Belanda, Tiru Jerman Hidupkan Pembangkit Batubara
Baca juga: Sekutu Putin Peringati UE Buntut Larangan Transit Kargo di Lithuania, Bisa Memicu Perang Dunia 3
Pada tanggal 22 Juni itu, lebih dari 3 juta tentara Jerman dan Poros menginvasi Uni Soviet di sepanjang front sepanjang 1.800 mil, meluncurkan Operasi Barbarossa.
Itu adalah kekuatan invasi terbesar Jerman dalam perang, mewakili sekitar 80 persen Wehrmacht, angkatan bersenjata Jerman, dan salah satu kekuatan invasi paling kuat dalam sejarah.
Operasi tersebut menjalankan tujuan ideologis Nazi Jerman untuk menaklukkan Uni Soviet bagian barat untuk mengisinya kembali dengan orang- orang Jerman.
Dikutip dari Wikipedia, Generalplan Ost Jerman bertujuan untuk menggunakan beberapa orang yang ditaklukkan sebagai kerja paksa untuk upaya perang Poros sambil memperoleh cadangan minyak Kaukasus serta sumber daya pertanian dari berbagai wilayah Soviet.
Tujuan utama mereka adalah untuk menciptakan lebih banyak Lebensraum (ruang hidup) untuk Jerman, dan akhirnya pemusnahan penduduk asli Slavia dengan deportasi massal ke Siberia, Jermanisasi, perbudakan, dan genosida.
(Tribunnews.com/Yurika)