Hal itu kemudian ia buktikan perlakuan yang didapatkan Kanselir Jerman dari dari pejabat Ukraina.
Ia merujuk pada tindakan Duta Besar Ukraina untuk Jerman, Andrey Melnik yang meledek Kanselir Jerman, Olaf Scholz dengan sebutan 'orang yang gampang tersinggung'.
Medvedev juga menyoroti gaya berpakaian dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang hanya memakai kaus saat bertemu para pemimpin Dunia.
"Bisakah duta besar Ukraina memanggil Kanselir Helmut Kohl 'orang yang gampang tersinggung?' Akankah presiden Ukraina saat ini mengenakan T-shirt hijau untuk pertemuan dengan Presiden Jacques Chirac? Tentu saja tidak," kata Medvedev.
Untuk diketahui, insiden pertama yang dimaksud Medvedev adalah ledekan nama Kanselir Scholz oleh utusan Kiev di Berlin.
Beberapa minggu kemudian, Andrey Melnik mengaku menyesal menyebut Scholz dengan sebutan 'orang yang gampang tersinggung'.
Pernyataan kedua Medvedev merujuk pada cara Volodymyr Zelensky berpakaian ketika menjamu para pemimpin Jerman, Prancis, Italia, dan Rumania di Kyiv awal bulan ini, dimana semua pemimpin tersebut mengenakan setelan bisnis dan dasi.
Baca juga: Ukraina Direkomendasikan Gabung Uni Eropa, Vasyl Hamianin Sebut Sebagai Harapan
Baca juga: Rusia Ganti Alamat Kedubes AS di Moskow Menjadi ‘Lapangan Republik Rakyat Donetsk’
Menurut pejabat Rusia itu, kualitas pemimpin Eropa yang menurut diakibatkan 'degradasi' politisi Eropa pada subversi kebijakan negara-negara Eropa untuk kepentingan AS.
"(Mantan presiden Prancis) Charles de Gaulle dapat menolak presiden Amerika mana pun. Siapa di antara orang Eropa sekarang yang bisa melakukannya tanpa tangan gemetar? Mereka tidak memikirkan masa depan. Mereka dibatasi oleh tujuan pemilihan mereka yang lembek," kata Medvedev.
Dia mencatat, dia membuat kritik ini kepada publik meskipun tahu dirinya akan dianggap sebagai kesalahan besar di masa lalu.
Dia mengatakan, pernyataan seperti itu sekarang dianggap diizinkan "untuk alasan yang jelas" di Barat dan di Rusia.
"Ada sedikit harapan untuk perubahan positif dalam hal ruang lingkup politisi," kata Medvedev.
Dia menambahkan bahwa lelucon lama Presiden Vladimir Putin bahwa 'sejak Mahatma Gandhi meninggal, tidak ada yang bisa diajak bicara' telah terbukti tepat.
(Tribunnews.com/Maliana)