TRIBUNNEWS.COM - Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev memberikan pendapat terbarunya mengenai kualitas pemimpin Eropa saat ini.
Menurut Medvedev yang juga mantan Perdana Menteri Rusia ini, kualitas para pemimpin Eropa saat ini cenderung rendah.
Ia pun menyesalkan atas rendahnya kualitas tersebut.
Ia menilai, generasi politisi Eropa saat ini jauh lebih rendah daripada mereka yang memerintah Benua Eropa beberapa dekade lalu.
"'Teknokrat lemah' modern bukan tandingan raksasa zaman dulu yang tahu tentang tanggung jawab," kata Dmitry Medvedev melalui akun Twitternya, Kamis (23/6/2022), dikutip dari RussianToday.
"Teknokrat modern tidak memiliki tulang punggung yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan berani dan melawan AS, tidak seperti negarawan lama," tambahnya.
Medvedev pun membandingkan pemimpin Eropa saat ini di antaranya Perdana Menteri Italia dan Kanselir Jerman di masa sekarang dengan sebelumnya.
Menurutnya, para pemimpin Eropa yang menjabat saat ini merupakan lemah dan menyebut dirinya sendiri sebagai teknorat.
"Saya tidak bermaksud menyinggung siapa pun, tetapi jelas bagi semua orang bahwa Mario Draghi bukan Silvio Berlusconi dan Olaf Scholz bukan Angela Merkel," tulis Medvedev.
Mantan Presiden Rusia yang saat ini menjabat Wakil Ketua Dewan Keamanan Nasional itu mengatakan, dia telah menyaksikan pergantian politisi lama secara pribadi selama karirnya.
Sebelumnya, ia menilai, orang Eropa berani mengambil tindakan dan menghadapi sesuatu, jika ternyata salah.
Baca juga: Zelensky Sebut Rusia Berniat Hancurkan Seluruh Donbas, Butuh Senjata Berat untuk Mengimbangi Lawan
Baca juga: Vladimir Putin Sebut Rusia Alihkan Rute Perdagangan ke China dan India
Tetapi, ia merasa generasi modern saat ini mungkin sebagian besar memiliki kompetensi dalam memimpin, tetapi mereka tidak memiliki kepribadian untuk mengambil tanggung jawab pribadi.
"Mereka akan bersembunyi, keluar, mengutip instruksi, keadaan pasar atau bahkan perubahan iklim, tetapi tidak akan membuat keputusan. Atau ketika mereka melakukannya, mereka datang sangat terlambat," katanya.
Medvedev mengatakan, politisi seperti itu tidak dapat dihormati karena kualitas pribadinya itu.
Hal itu kemudian ia buktikan perlakuan yang didapatkan Kanselir Jerman dari dari pejabat Ukraina.
Ia merujuk pada tindakan Duta Besar Ukraina untuk Jerman, Andrey Melnik yang meledek Kanselir Jerman, Olaf Scholz dengan sebutan 'orang yang gampang tersinggung'.
Medvedev juga menyoroti gaya berpakaian dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang hanya memakai kaus saat bertemu para pemimpin Dunia.
"Bisakah duta besar Ukraina memanggil Kanselir Helmut Kohl 'orang yang gampang tersinggung?' Akankah presiden Ukraina saat ini mengenakan T-shirt hijau untuk pertemuan dengan Presiden Jacques Chirac? Tentu saja tidak," kata Medvedev.
Untuk diketahui, insiden pertama yang dimaksud Medvedev adalah ledekan nama Kanselir Scholz oleh utusan Kiev di Berlin.
Beberapa minggu kemudian, Andrey Melnik mengaku menyesal menyebut Scholz dengan sebutan 'orang yang gampang tersinggung'.
Pernyataan kedua Medvedev merujuk pada cara Volodymyr Zelensky berpakaian ketika menjamu para pemimpin Jerman, Prancis, Italia, dan Rumania di Kyiv awal bulan ini, dimana semua pemimpin tersebut mengenakan setelan bisnis dan dasi.
Baca juga: Ukraina Direkomendasikan Gabung Uni Eropa, Vasyl Hamianin Sebut Sebagai Harapan
Baca juga: Rusia Ganti Alamat Kedubes AS di Moskow Menjadi ‘Lapangan Republik Rakyat Donetsk’
Menurut pejabat Rusia itu, kualitas pemimpin Eropa yang menurut diakibatkan 'degradasi' politisi Eropa pada subversi kebijakan negara-negara Eropa untuk kepentingan AS.
"(Mantan presiden Prancis) Charles de Gaulle dapat menolak presiden Amerika mana pun. Siapa di antara orang Eropa sekarang yang bisa melakukannya tanpa tangan gemetar? Mereka tidak memikirkan masa depan. Mereka dibatasi oleh tujuan pemilihan mereka yang lembek," kata Medvedev.
Dia mencatat, dia membuat kritik ini kepada publik meskipun tahu dirinya akan dianggap sebagai kesalahan besar di masa lalu.
Dia mengatakan, pernyataan seperti itu sekarang dianggap diizinkan "untuk alasan yang jelas" di Barat dan di Rusia.
"Ada sedikit harapan untuk perubahan positif dalam hal ruang lingkup politisi," kata Medvedev.
Dia menambahkan bahwa lelucon lama Presiden Vladimir Putin bahwa 'sejak Mahatma Gandhi meninggal, tidak ada yang bisa diajak bicara' telah terbukti tepat.
(Tribunnews.com/Maliana)