News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Peraih Nobel Ini Ramal AS 'Keok' Dalam Perang Dingin Melawan Rusia dan China

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden AS Joe Biden

TRIBUNNEWS.COM – Amerika Serikat diramalkan bakalan kalah dalam pertarungan perang dingin melawan Rusia dan China kali ini.

Ramalan ini diungkapkan oleh Joseph Stiglitz, peraih Nobel ekonomi 2001, dalam komentar untuk portal Scheerpost, yang diterbitkan pada hari Rabu seperti dikutip oleh TAnyaSS.

Joseph menganggap AS munafik dengan standar-standarnya terhadap dunia.

“Dan penggambaran para pemimpin AS tentang konfrontasi sebagai salah satu antara demokrasi dan otoritarianisme, terutama pada saat para pemimpin yang sama secara aktif melakukan pendekatan sistematis kepada pelanggar hak asasi manusia seperti Arab Saudi.

Baca juga: Rusia Ganti Alamat Kedubes AS di Moskow Menjadi ‘Lapangan Republik Rakyat Donetsk’

Kemunafikan semacam itu menunjukkan bahwa setidaknya sebagian hegemoni global, bukan nilai, yang benar-benar dipertaruhkan," kata mantan kepala ekonom Bank Dunia itu.

Dalam pandangannya, "Amerika Serikat bisa kalah dalam Perang Dingin yang baru."

"Jika AS akan memulai perang dingin baru, AS harus lebih memahami apa yang diperlukan untuk menang. Perang dingin pada akhirnya dimenangkan dengan daya tarik dan persuasi yang lembut.

Untuk menjadi yang teratas, kita harus meyakinkan yang lain. Dunia untuk membeli tidak hanya produk kami, tetapi juga sistem sosial, politik, dan ekonomi yang kami jual," kata mantan ketua Dewan Penasihat Ekonomi Presiden AS itu menekankan.

Dia ingat bahwa selama hampir dua dekade setelah runtuhnya Uni Soviet, AS "jelas nomor satu."

“Tetapi kemudian datang perang sesat yang membawa petaka di Timur Tengah, krisis keuangan 2008, meningkatnya ketidaksetaraan, epidemi opioid, dan krisis lain yang tampaknya meragukan superioritas model ekonomi Amerika," ujarnya.

Baca juga: Konsumsi Listrik Melonjak, China Terancam Mengalami Pemadaman Massal

Ia menambahkan, masih banyak lagi masalah yang dihadapi AS, antara pemilihan Donald Trump, percobaan kudeta di US Capitol, banyak penembakan massal, Partai Republik bertekad menekan pemilih, dan munculnya kultus konspirasi seperti QAnon.

"Ada lebih dari cukup bukti untuk menunjukkan bahwa beberapa aspek kehidupan politik dan sosial Amerika telah menjadi jalan yang sangat dalam," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini