Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Seorang kru pesawat British Airways telah diisolasi di Singapura setelah dinyatakan positif terkena virus cacar monyet (Monkeypox). Seluruh kru kabin yang terdiri dari 2 pilot serta 9 pramugari dan pramugara itu semuanya telah dikarantina selama 21 hari.
Dikutip dari laman The Express, Kamis (23/6/2022), sesuai laporan, virus tersebut kali pertama diidentifikasi pada seorang pramugari, saat mereka diuji setelah tiba pada Minggu malam.
"Salah satu dari mereka terinfeksi, jadi seluruh kru diisolasi. Sekarang mereka harus menghabiskan 21 hari karantina. Semua orang telah diberitahu untuk tidak membicarakannya, namun hanya itu yang dibicarakan semua orang," kata seorang yang ada di dalam pesawat itu.
Baca juga: 20 Kasus yang Diduga Cacar Monyet atau Monkeypox di Pakistan Dinyatakan Negatif
Perlu diketahui, penerbangan tersebut menggunakan rute London menuju Sydney melalui Singapura.
Namun para kru diyakini telah menyelesaikan perjalanan keluar dan singgah selama 24 jam di kota besar di Australia itu.
Tes positif ini dilaporkan muncul saat mereka dalam perjalanan kembali ke Inggris.
Baca juga: Afrika Tuntut Akses yang Adil untuk Vaksinasi Monkeypox
"Kami bekerja sama dengan Otoritas Kesehatan Singapura dan telah menawarkan bantuan dengan informasi apapun yang mereka butuhkan," kata seorang Juru bicara maskapai tersebut.
Pernyataan itu disampaikan saat Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) sedang mendorong agar ribuan pria yang berisiko tinggi terkena Monkeypox segera mendapatkan vaksinasi.
Kepala Imunisasi di UKHSA, Dr Mary Ramsay mengatakan pekerjaan pelacakan kontak (tracing) ekstensif pihaknya telah membantu membatasi penyebaran virus tersebut.
"Namun kami terus melihat proporsi kasus yang menonjol pada komunitas gay, biseksual, dan pria yang berhubungan seks dengan sesama jenis. Dengan memperluas penawaran vaksin kepada mereka yang berisiko lebih tinggi, kami berharap dapat memutus rantai penularan dan membantu mengatasi wabah tersebut," tegas Dr Ramsay.
Meskipun sebagian besar kasusnya tergolong ringan, kata dia, penyakit yang parah dapat terjadi pada beberapa orang.
Baca juga: WHO Selidiki Laporan Virus Monkeypox dalam Air Mani
"Jadi penting bagi kami untuk menggunakan vaksin yang tersedia untuk kelompok sasaran, di mana penyebaran sedang berlangsung. NHS (Layanan Kesehatan Nasional) akan segera memberikan rincian tentang bagaimana ini akan disampaikan," kata Dr Ramsay.
Siapapun memang dapat tertular virus ini, namun data menunjukkan bahwa tingkat penularan yang lebih tinggi terjadi dalam jaringan seksual pria gay dan biseksual.